Kamis, 19 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Riset BRIN, Embung Jadi Solusi Atasi Defisit Air di Pulau Bintan

Pulau Bintan yang tidak memiliki air tanah dalam menyebabkan sumber daya airnya sangat tergantung variabilitas curah hujan.

Sabtu, 3 Agustus 2024
A A
Gambar rancangan proyek Embung Gumelem di Magelang. Foto Dok. PUPR.

Gambar rancangan proyek Embung Gumelem di Magelang. Foto Dok. PUPR.

Share on FacebookShare on Twitter

Untuk menanggulangi kekurangan air akibat perubahan iklim dan fenomena iklim diperlukan cara adaptasi agar sumberdaya air selalu tersedia pada berbagai kondisi. Salah satu caranya adalah membuat tampungan air hujan. Untuk menentukan lokasi tampungan yang sesuai perlu dilakukan studi. Ada enam kriteria yang ditetapkan FAO dalam melakukan konservasi sumber daya air.

Kriteria tersebut adalah curah hujan, kemiringan lereng, elevasi, debit kerapatan drainase dan tutupan lahan. Pada studi ini dilakukan beberapa modifikasi kriteria yang disesuaikan dengan kondisi di Pulau Bintan. Sebelum kriteria digunakan harus melalui Uji Multikolinearitas. Jika lolos uji tersebut, maka proses penentuan lokasi yang sesuai bisa dilanjutkan. Apabila tidak lolos harus dicari kriteria lainnya.

Baca Juga: Bencana Terorganisir di Halmahera, Habis Tambang Menggusur Hutan Terbitlah Banjir

Setelah lolos dari uji multikolinearitas, penentuan wilayah yang sesuai untuk tampungan bisa dilanjutkan melalui metode pembobotan dan keputusan multi kriteria. Hasil dari metode adalah ditentukan wilayah yang paling sesuai untuk membangun tampungan air, di mana air akan selalu bisa ditampung meskipun dalam kondisi iklim ekstrim. Metode ini bisa digunakan dalam evaluasi embung-embung yang sudah dibangun saat ini.

Pada akhir paparannya, Ida menyebutkan untuk mengatasi defisit sumberdaya air akibat perubahan iklim, fenomena iklim dan peningkatan kebutuhan air, perlu dibangun tampungan air (embung/ reservoir dan guludan kontur) di wilayah Gunung Kijang, dan Toapaya. Wilayah paling optimal penampungan air hujan adalah di DAS kawal, wilayah Gunung Kijang.

Pemilihan lokasi tampungan dioptimasi berdasarkan skenario paling buruk, dimana status ketersediaan sumberdaya air terendah, keterpenuhan ketersediaan air (mempertimbangkan iklim) terendah, debit terendah (saat fenomena iklim), tutupan lahan, kemiringan, elevasi dan kerapatan sungai.

Baca Juga: 13 Geosite di Kebumen Diajukan KNIU Menjadi Geopark Global UNESCO

Ida menyimpulkan Pulau Bintan mengalami penurunan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 15 persen dan penurunan curah hujan rata-rata musiman antara 10-25 persen. Skenario tutupan lahan tahun 2022 dan proyeksi iklim RCP 4.5 menurunkan suplai air sebesar 32,7 persen, sementara RCP 8.5 menaikkannya sebesar 5,9 persen.

Perubahan iklim yang didasarkan pada dua skenario tersebut menurunkan indeks keterpenuhan air dan meningkatkan defisit air. Selain perubahan iklim, El-Nino dan IOD+ perlu di waspadai karena saat tahun El-Nino dan IOD+, menyebabkan suplai air akan menurun sangat drastis. [WLC02]

Sumber: BRIN

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: BRINdefisit airperubahan iklimPulau Bintanpulau kecil

Editor

Next Post
Desain Istana Garuda di IKN. Foto Dok. Kemenparekraf.

Istana Garuda dari Tembaga, Tahan Korosi, Konduktor yang Baik

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media