Wanaloka.com – Istana Garuda adalah salah satu bangunan yang akan menjadi ikon pusat pemerintahan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Di gedung ini, presiden akan berkantor. Sementara Kompleks Istana Kepresidenan di IKN disebut dengan Istana Negara.
Istana Garuda memiliki desain unik serta sarat makna. Bangunan ini menggabungkan unsur-unsur tradisional dan modern, sehingga Istana Garuda merepresentasikan identitas bangsa yang dinamis dan terus berkembang.
Adalah maestro seni patung lulusan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Nyoman Nuarta di balik konsep dan desain bangunan istana itu. Dia mencoba untuk mengintegrasikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia ke dalam setiap detail desain Istana Garuda.
Baca Juga: Riset BRIN, Embung Jadi Solusi Atasi Defisit Air di Pulau Bintan
Konsep Green Design
Nyoman Nuarta dinilai mencoba untuk mengintegrasikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia ke dalam setiap detail desain burung garuda sebagai lambang negara. Penggunaan simbol burung garuda memberikan kesan ikonik dan menarik perhatian wisatawan. Menurut Nyoman Nuarta, hal ini sekaligus dapat mendorong pertumbuhan industri perhotelan, transportasi, biro perjalanan, kios souvenir dan industri kecil setempat.
“Untuk Istana Garuda, saya mengusulkan konsep archsculpt yang menggabungkan seni patung dengan arsitektur. Seperti yang dilakukan oleh seniman besar seperti Michelangelo, Leonardo da Vinci, dan I Gusti Nyoman Lempad pada bangunan seperti gereja dan pura, saya menciptakan Istana Garuda dengan dua fungsi,” ucap dia dikutip dari buku Peringatan 101 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia (PTTI).
Pertama, fungsi estetis. Seperti patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, Istana Garuda di IKN dinilai akan menjadi karya seni monumental yang mewakili sosok burung Garuda. Sejak diperkenalkan oleh Presiden Soekarno pada 11 Februari 1950, Garuda Pancasila telah menjadi simbol negara Indonesia yang menyatukan bangsa yang beragam suku, agama, dan bahasa.
Baca Juga: Tradisi Brandu Diduga Memicu Penularan Wabah Antraks di Gunungkidul
Kalimat “Bhinneka Tunggal Ika” di kaki Garuda, yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu,” memperkuat makna persatuan ini. Garuda Pancasila, meski awalnya bernuansa politis, juga terinspirasi dari kitab Sutasoma oleh Mpu Tantular di masa Majapahit.
Tak hanya itu, frasa “Bhinneka Tunggal Ika” menegaskan Indonesia sebagai kesatuan dari mozaik budaya yang menciptakan bangsa Indonesia.
Kedua, fungsi pragmatis. Di mana Istana Garuda akan menjadi tempat untuk Presiden mengelola pemerintahan sehari-hari.
Baca Juga: Cuaca Jadi Ancaman Perkembangan Ekonomi Dunia 10 Tahun Mendatang
“Bangunan ini dirancang dengan konsep green design. Sosok Garuda akan dibentuk dari bilah tembaga vertikal yang juga berfungsi sebagai peneduh dari sinar matahari untuk menghindari efek rumah kaca. Dinding kaca dapat dibuka untuk sirkulasi udara, mengurangi penggunaan AC dan meningkatkan efisiensi energi,” papar dia.
Discussion about this post