Wanaloka.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah melakukan inventarisasi geosite di wilayah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Inventarisasi tersebut menemukan 13 geosite bernilai internasional. Lima geosite diantaranya dikelola BRIN, yakni Lava Bantal – Watu Kelir di Seboro; Rijang dan Lempung merah di Wagirsambeng; Columnar Joint Gunung Parang; serta Batu Gamping Numulites di Jatibungkus dan Karangsambung
“Penemuan ini akan diajukan Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) agar Geopark Kebumen memenuhi syarat menjadi Geopark Global UNESCO,” kata Peneliti dari Pusat Riset Sumber Daya Geologi BRIN, Chusni Ansori, Rabu, 31 Juli 2024.
Sebagaimana diketahui, sebuah geopark harus memiliki beberapa pilar, yakni penelitian dan pendidikan, konservasi, dan pengembangan ekonomi secara berkelanjutan. BRIN dinilai Chusni relevan ikut mendukung Geopark Kebumen menjadi UNESCO Global Geopark karena terkait tugas dan fungsi penelitian dan pendidikan. Di dalam Rencana Aksi Nasional Pengembangan Geopark, BRIN juga berada di pilar riset dan edukasi bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca Juga: Sensor Sap Flow Deteksi Daya Hidup Pohon secara Remote dan Real Time
Selain itu, menurut Chusni, BRIN juga ikut mengelola kawasan cagar alam geologi di Karangsambung di bagian utara geopark. Di lokasi tersebut terdapat geosite BRIN, sehingga akan menjadi capaian bersama apabila tujuannya menjadi UNESCO Global Geopark.
Chusni menambahkan, BRIN memiliki sejarah riset panjang terkait kawasan Karangsambung, Kebumen, dan sekitarnya yang dapat mendukung Geopark Kebumen menjadi UNESCO Global GEOPARK.
“Dari sekian banyak data publikasi internasional yang kami lakukan dapat menjadi penguat international value Geopark. Tim dari BRIN juga ikut merumuskan dossier, tema, serta area kerja geopark Kebumen sebagai research and education geopark,” jelas dia.
Baca Juga: Organisasi Sipil Ingatkan Fakta Kegagalan CCS Cegah Pemanasan Global, Pemerintah Pilih Gencarkan
Riset yang telah dilakukan BRIN antara lain riset terkait hubung kait antara budaya dengan parameter geologinya, keragaman geologinya, geomorphosite assessment, assesment terhadap situs-situs, struktur geologi, dan yang terbaru kemanfaatan geopark terkait dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
Discussion about this post