Ia juga menekankan pentingnya kearifan lokal dalam pengelolaan mangrove, termasuk resep dan praktik tradisional yang dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat. Kerja sama ini direncanakan berlangsung selama lima tahun, selaras dengan Program Riset Inovasi Masyarakat (RIM) BRIN yang kini memasuki tahap hilirisasi.
Baca juga: Ginseng Jawa Lebih Aman Dikonsumsi Ketimbang Ginseng Korea
BRIN dan Yayasan Rekam Jejak Alam Nusantara berkomitmen menggabungkan keahlian, sumber daya, dan jejaring untuk menghasilkan data ilmiah yang mendukung kebijakan konservasi, meningkatkan kesadaran publik, dan memberdayakan masyarakat dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove.
Kolaborasi mahasiswa ASEAN
Salah satu program Airlangga University Network (AUN) Summer Camp: Airlangga Adventure (AIRVENTURE 2025) yang diadakan Airlangga Global Engagement (AGE) berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) pada 11-20 Agustus 2025 adalah Workshop Mangrove.
Ada 52 orang delegasi dari berbagai kampus di ASEAN yang mendapat edukasi terkait mangrove dan buah mangrove di Ekowisata Mangrove Wonorejo, Surabaya, Jawa Timur. Spesies mangrove yang ada di sana adalah Rhizophora mucronata.
Baca juga: Pengendalian Lalat Buah dengan Teknologi Nuklir, Amankah?
Salah satu tour guide Devid menjelaskan, mangrove mempunyai berbagai manfaat yaitu mencegah terjadinya abrasi dan erosi. Hutan mangrove memiliki akar yang efisien dalam melindungi tanah di wilayah pesisir sehingga dapat menjadi pelindung pengikisan tanah akibat air.
Manfaat lainnya adalah sebagai pencegah dan penyaring alami.
“Akar pada mangrove dapat mempercepat penguraian limbah yang terbawa ke pantai serta mempercepat proses penguraian bahan kimia yang mencemari laut,” terang dia.
Baca juga: ICJS 2025, Masyarakat Rentan Menuntut Keadilan Iklim
Mangrove juga berperan untuk menstabilkan daerah pesisir. Hutan mangrove adalah pembentuk daratan karena dengan endapan tanah dapat menumbuhkan perkembangan garis Pantai, sehingga memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di daratan.
Mangrove lima kali lebih baik dalam menyerap dan menyimpan karbon daripada pohon biasa. Lalu karbondioksida yang diserap disimpan menjadi biomassa sedimen yang dikenal sebagai blue carbon.
Tidak hanya pohon saja, buah mangrove juga memiliki segudang khasiat. Buah ini biasanya menjadi sirup dan juga selai yang memiliki potensi ekonomis di bidang usaha pangan, misalnya menjadi campuran kopi. pengolahannya dengan cara dikeringkan, disangrai, digiling, dan dicampur rempah-rempah untuk meningkatkan aroma dan rasa. Selain itu, buah mangrove juga dapat menjadi pewarna alami batik.
Baca juga: Akhir Agustus 2025, Potensi Karhutla di Riau Meningkat
“Buah yang sudah kering dapat menghasilkan warna coklat muda, tua, hitam, dan merah muda,” ucap Devid.
Ketika musim buah mangrove berarti itu menandakan waktu berkumpulnya hewan-hewan terkhusus monyet. Buah ini dapat meningkatkan kekebalan dan stamina tubuh pada monyet. [WLC02]
Discussion about this post