Kamis, 8 Mei 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Rombongan Pendaki Puncak Cartensz Diserang Hipotermia Akibat Cuaca Buruk, Dua Orang Meninggal

Pendaki Lilie Wijayati menutup penjalanan tujuh pendakiannya usai turun dari gunung tertinggi di Indonesia, Puncak Cartensz karena meninggal dunia akibat hipotermia.

Minggu, 2 Maret 2025
A A
Pendaki Elsa (paling depan) dan Lilie (di belakangnya) usai memasang plakat untuk penghormatan sahabatnya yang meninggal di Puncak Cartensz, Timika, Papua, 28 Februari 2025. Foto @rropz/X.

Pendaki Elsa (paling depan) dan Lilie (di belakangnya) usai memasang plakat untuk penghormatan sahabatnya yang meninggal di Puncak Cartensz, Timika, Papua, 28 Februari 2025. Foto @rropz/X.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Dua perempuan pendaki, Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, keduanya akan berumur 60 tahun, meninggal dunia karena kedinginan di Puncak Cartens, dekat Timika, Papua. Rombongan ini sudah mencapai summit Puncak Cartenz setinggi 4884 mdpl itu pada Kamis 27 Februari.

“Perlu dua hari buat turun, mencapai Lembah Kuning. Lilie dan Elsa collapse, meninggal dunia,” demikian cuitan jurnalis Andreas Harsono dalam akun X-nya, Sabtu, 2 Maret 2025.

Jenasah keduanya berada di Lembah Kuning. Jenasah Elsa lebih dulu dievakuasi dana tiba di Timika. Jenazah Lilie dievakuasi ke rumah sakit pada 3 Maret 2025. Selain Lilie dan Elsa, tiga pendaki lainnya juga terkena hipotermia.

Baca juga: Varietas Padi untuk Lahan Rawa dan Kering di Luar Jawa Lewat Pemuliaan Tanaman

“Kesehatan mereka sudah membaik dan menunggu evakuasi,” imbuh Andreas.

Berdasarkan kronologi yang disusun, ketiga pendaki yang semunya Warga Negara Indonesia (WNI) itu mengalami hipotermia akibat cuaca buruk. Hujan salju turun disertai hujan deras dan angin kencang.

Lilie dan Elsa diketahui meninggal di Teras Dua, saat perjalanan turun dari Puncak Cartenz akibat cuaca buruk. Sedangkan tiga pendaki lainnya yang selamat, yakni Indira Alaika, Alvin Reggy dan Saroni sempat terjebak cuaca buruk sehingga terpaksa bermalam di area Summit Ridge di dekat puncak. Sembari menunggu tim rescue tiba esok harinya.

Baca juga: Ambil Sampel di SPBU Jabodetabek, Lemigas Klaim Kualitas BBM Sesuai Standar

Dua rombongan korban

Berdasarkan keterangan kronologi dari tautan Google Doc yang beredar lewat X, Lilie, Elsa, Saroni dan Lody Hidayanto diketahui berangkat dari Bandara Moses Kilangin, Timika, Rabu, 26 Februari 2025 pukul 07.16 WIT. Mereka menuju Base Camp Yellow Valley Cartensz Pyramid dengan menggunakan helikopter.

Kemudian pukul 07.34 WIY, rombongan kedua menyusul dari Bandara Moses Kilangin. Mereka adalah Musisi Fiersa Besari, Furki Rahmi Syahroni dan Indira Alaika.

Di base camp, mereka melakukan aklimatisasi selama dua hari. Dilanjutkan latihan teknis berupa teknik ascending dan descending hingga di Teras Satu pada 27 Februari 2025.

Baca juga: Etty Riani, Kontaminasi Mikroplastik di Perairan di Indonesia Belum Bisa Disebut Pencemaran

Rombongan pendaki tersebut berjumlah 20 orang, meliputi 5 pemandu, 7 pendaki WNI, 6 pendaki WNA, 2 pendaki Taman Nasional Lorentsz. Mereka berangkat untuk melakukan summit dari base camp ke Puncak Cartensz pada pukul 04.00 WIT.

Pukul 10.51 WIT, mereka melakukan penyeberangan di jembatan Tyrollean. Pukul 14.00 WIT, pendaki terakhir mencapai Puncak Cartensz. Sayangnya, baterai pesawat handy talkie,sehingga komunikasi terputus.

Pukul 19.30 WIT, Rusaln dan Abdullah yang sudah turun lebih awal menyampaikan, bahwa semua pendaki sudah summit. Namun ada satu pendaki yang Bernama Indira mengalami gejala hipotermia di area dekat puncak saat perjalanan turun.

Baca juga: Fraksi Demokrat Minta Menhut Tunjukkan Lokasi 20,6 Juta Ha untuk Pangan dan Energi

Salah satu guide WNI, Nurhuda tiba di basecamp seorang diri dengan gejala hypothermia. Ia minta bantuan tim BC. Rencananya, setelah istirahat sebentar, ia akan kembali naik membantu pendaki lain yang masih berada di atas.

Usai mendapat kabar soal para pendaki yang terjebak cuaca buruk itu, Tim BC melakukan briefing untuk mengupayakan pertolongan terhadap korban sekitar pukul 20.45 WIT.

Pukul 21.48 WIT, pemandu lokal, Yustinus Sondegau berusaha naik untuk mencapai titik lokasi survivor di Summit Ridge di mana korban atas nama Indira, Alvin Reggy dan Saroni berada. Ia membawa bantuan emergency, berupa sleeping bag, fly sheet, air panas dan radio.

Baca juga: Mohammad Adib, Wujudkan Keadilan Lingkungan Lewat Antropologi Ekologi

Namun upaya itu terhenti karena cuaca semakin memburuk. Ia terpaksa turun dengan meninggalkan seluruh peralatan yang dibawa di teras besar. Saat turun, Yustinus bertemu Lody Hidayanto, kemudian menampinginya hingga ke basecamp.

Pukul 22.33 WIT, pemandu asal Nepal, Dawa Gyalje Sherpa juga naik untuk memberikan pertolongan. Ia berhenti di teras dua untuk memberikan pertolonan terhadap Lilie dan Elsa yang akhirnya meninggal.

Pukul 22.48 WIT, Fiersa dan Furky tiba di basecamp.

Baca juga: Bahlil Minta Daerah Permudah Perizinan Eksplorasi Migas Demi Ketahanan Energi

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Base Camp Yellow Valley Cartensz Pyramidcuaca burukhipotermiaPuncak CartenszTimika

Editor

Next Post
Hutan mahasiswa di kawasan KHDTK UGM di Ngawi, Jawa Timur. Foto Dok. UGM.

Ada Pohon Cabe Jamu hingga Gamal di Hutan Mahasiswa UGM di Ngawi

Discussion about this post

TERKINI

  • Ditjen Gakkumhut Kementerian Kehutanan sampaikan laporan penanganan kasus Januari-April 2025, 6 Mei 2025. Foto Dok. Kementerian Kehutanan.Januari-April 2025, Pengaduan ke Ditjen Penegakan Hukum Kehutanan Capai 90 Kasus
    In News
    Selasa, 6 Mei 2025
  • Ilustrasi ganja medis. Foto TerreDiCannabis_/pixabay.com.BNN akan Gandeng BRIN untuk Riset Ganja Medis, LBHM Sampaikan Rekomendasi
    In IPTEK
    Selasa, 6 Mei 2025
  • Masyarakat adat Poco Lek menolak proyek panas bumi. Foto Dok. AMANProyek Panas Bumi di NTT Ditolak Warga, Kementerian ESDM Gandeng UGM
    In Lingkungan
    Senin, 5 Mei 2025
  • Rencana lokasi pembangunan sabo dam di DAS Anai, Sumatra Barat.Foto Dok. Kementerian PU.Masih Satu Juta Kubik Abu Gunung Marapi, Kementerian PU Bangun 9 Sabo Dam
    In News
    Senin, 5 Mei 2025
  • Lebah madu klanceng. Foto fotopirat/pixabay.Madu Klanceng Lebih Aman Bagi Penderita Diabetes
    In IPTEK
    Minggu, 4 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media