Rabu, 12 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Varietas Padi untuk Lahan Rawa dan Kering di Luar Jawa Lewat Pemuliaan Tanaman

Perlu inovasi terus-menerus untuk menghasilkan bibit yang adaptif terhadap kondisi lingkungan yang berubah.

Sabtu, 1 Maret 2025
A A
Riset padi varieatas unggul lewat pemuliaan tanaman. Foto Dok. BRIN.

Riset padi varieatas unggul lewat pemuliaan tanaman. Foto Dok. BRIN.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Pemuliaan tanaman berperan penting dalam menciptakan varietas unggul yang mampu beradaptasi dengan kondisi ekstrem, seperti kekeringan, salinitas, dan serangan hama. Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini berfokus pada perakitan bibit unggul baru dengan berbagai sifat keunggulan.

Pemulia Padi dari Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, Aris Hairmansis menegaskan, bahwa inovasi dalam pemuliaan padi terus dikembangkan untuk memastikan produktivitas yang optimal dan keberlanjutan sektor pertanian di Indonesia.

“Kami mengembangkan varietas yang tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit. Juga ada upaya untuk meningkatkan nilai gizi padi melalui biofortifikasi guna membantu mengatasi permasalahan stunting di Indonesia,” papar dia.

Baca juga: Ambil Sampel di SPBU Jabodetabek, Lemigas Klaim Kualitas BBM Sesuai Standar

Dalam perjalanannya, pemuliaan tanaman menghadapi berbagai tantangan. Perubahan iklim yang drastis menyebabkan kondisi pertanian semakin tidak menentu.

“Dampaknya tidak hanya pada lingkungan seperti kekeringan dan banjir, tetapi juga meningkatkan dinamika hama dan penyakit yang semakin sulit dikendalikan,” ungkap Aris.

Perlu inovasi terus-menerus untuk menghasilkan bibit yang adaptif terhadap kondisi lingkungan yang berubah. Aris menjelaskan, tim riset BRIN juga tengah mengembangkan varietas yang mampu bertahan di lahan pesisir dengan tingkat salinitas tinggi, serta varietas yang tahan terhadap genangan akibat anomali cuaca.

Baca juga: Etty Riani, Kontaminasi Mikroplastik di Perairan di Indonesia Belum Bisa Disebut Pencemaran

“Kami juga sedang mengembangkan varietas yang mampu bertahan terhadap multiple stress, yaitu kombinasi antara kekeringan dan salinitas, agar dapat digunakan di berbagai kondisi lahan,” papar dia.

Proses pemuliaan tanaman tidaklah instan. Butuh waktu sekitar lima tahun untuk menghasilkan varietas baru yang siap dipasarkan.

“Kami memulai dari eksplorasi plasma nutfah, lalu melakukan persilangan dan seleksi bertahap di rumah kaca serta di lahan pertanian dengan kondisi ekstrem,” jelas Aris.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BRINpemuliaan tanamanperubahan iklimvarietas unggul

Editor

Next Post
Pendaki Elsa (paling depan) dan Lilie (di belakangnya) usai memasang plakat untuk penghormatan sahabatnya yang meninggal di Puncak Cartensz, Timika, Papua, 28 Februari 2025. Foto @rropz/X.

Rombongan Pendaki Puncak Cartensz Diserang Hipotermia Akibat Cuaca Buruk, Dua Orang Meninggal

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Sepekan Ini
    In News
    Senin, 10 November 2025
  • Ilustrasi ancaman perubahan iklim bagi masa depan anak. Foto Pexels/pixabay.comJejaring CSO Ajak Anak Muda Pantau Negosiasi Solusi Iklim Indonesia di COP 30 
    In News
    Minggu, 9 November 2025
  • Berperahu menuju Pulau Pamujan di Desa Domas, Kabupaten Serang, Banten. Foto Dok. ITB.Pulau Pamujan, Punya Tutupan Mangrove Asri Tetapi Terancam Abrasi
    In Traveling
    Minggu, 9 November 2025
  • Dosen ITB, Andy Yahya Al Hakim, memberikan sosialisasi di Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen, 15 September 2025. Foto Tim PPM/ITB.Sumber Air Sekitar Kawah Ijen Tercemar Fluorida, Gigi Warga Kuning dan Keropos
    In IPTEK
    Sabtu, 8 November 2025
  • Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Utusan Khusus Presiden Indonesia Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo dan Menteri KLH/BPLH Hanif Faisol Nurofiq di Forum COP 30 di Belem, Brasil. Foto Dok. KLH/BPLH.Klaim dan Janji-janji Indonesia di Forum Iklim Global COP30 Belém
    In Lingkungan
    Sabtu, 8 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media