Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Sarwidi, Ini Langkah Nasional ke Depan Mensikapi Indonesia Rawan Gempa Bumi

Sekitar 2/3 wilayah Indonesia adalah rawan gempa bumi. Mendekati 90 persen penduduk Indonesia menetap di wilayah yang rawan tersebut.

Kamis, 19 September 2024
A A
Guru Besar Senior Bidang Rekayasa Kegempaan / Bangunan Tahan Gempa UII, Prof. Sarwidi. Foto Dok. Pribadi.

Guru Besar Senior Bidang Rekayasa Kegempaan / Bangunan Tahan Gempa UII, Prof. Sarwidi. Foto Dok. Pribadi.

Share on FacebookShare on Twitter

Baca Juga: Hari Ozon Sedunia 2024, Pemerintah Klaim Turunkan HCFC 55 Persen Tahun 2023

Dari dokumentasi yang diperoleh, telah terjadi kerusakan bangunan yang menunjukkan, bahwa seharusnya pada intensitas guncangan IV-V itu bangunan belum ada yang rusak apabila bangunan sudah mengadopsi konsep bangunan tahan gempa. Semua bangunan yang berada di wilayah yang terancam gempa seharusnya dibangun dengan standar bangunan tahan gempa.

Bangunan rumah non-teknis tembokan yang dibangun dengan konsep tahan gempa dari uji matematis, uji laboratorium, dan indikasi di lapangan dapat menahan guncangan gempa hingga VIII – IX MMI, bahkan lebih apabila dikehendaki.

Langkah ke depan secara nasional

Sekitar dua per tiga wilayah Indonesia merupakan wilayah yang rawan akan ancaman guncangan gempa bumi. Mendekati 90 persen penduduk Indonesia menetap dan berkunjung di wilayah yang rawan gempa tersebut. Padahal, hampir setiap tahun terjadi bencana gempa di Indonesia.

Baca Juga: Hari Ozon Sedunia 2024, Pemerintah Klaim Turunkan HCFC 55 Persen Tahun 2023

Selama ini, bencana gempa di luar wilayah pesisir hingga pedalaman umumnya disebabkan dominasi kegagalan bangunan rumah masyarakat. Dari pengamatan, kesadaran masyarakat umum sebagai pemilik rumah tentang potensi bencana gempa yang dapat terjadi sewaktu-waktu secara mendadak di wilayah-wilayah rawan gempa harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.

Bersama dengan masyarakat umum, masyarakat konstruksi selaku perencana dan pelaksana pembangunan rumah masyarakat di wilayah rawan gempa perlu pula ditingkatkan kesadarannya akan potensi gempa di wilayah kerjanya. Dengan demikian, kesadaran mereka akan potensi gempa di wilayah kerjanya akan tumbuh untuk dasar kesadarannya tentang sangat pentingnya membangun bangunan yang berkonsep aman gempa.

“Masyarakat perlu dibekali pengetahuan yang cukup tentang risiko yang dihadapi apabila tidak mempunyai pengetahuan dan melaksanakan konsep tersebut,” kata Sarwidi yang juga Pengarah  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca Juga: Melihat Jejak Pembentukan Pulau Jawa di Karangsambung Kebumen

Langkah ke depan di wilayah Jawa Barat

Wilayah Jawa Barat mempunyai potensi kegempaan yang tinggi, baik disebabkan oleh sumber megathrust di lepas pantai maupun dari sumber sesar-sesar gempa di darat. Dalam pendekatan terkini, antisipasi bencana adalah menggunakan cara penanggulangan bencana yang terukur, yaitu menggunakan pendekatan pengurangan risiko bencana (PRB).

Dalam upaya PRB, antar unsur penta-helix (lima unsur: pemerintah, masyarakat, dunia/pelaku usaha, media massa, dan akademisi) harus bersinergi untuk mempercepat mendapatkan hasil yang maksimum. Pemerintah menjadi penanggung jawab utama penanggulangan bencana disertai dengan dukungan penuh dari unsur-unsur penta-helix lainnya, karena dampak bencana akan dirasakah oleh semua unsur. Dengan demikian, upaya penanggulangan bencana menjadi kewajiban bersama pula.

Gubernur Jawa Barat baru saja membuat surat edaran Nomor : 128/PB.01.03/BPBD tanggal 2 September 2024 tentang  Meningkatkan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan  Gempa Bumi Megathrust Selat Sunda. Surat edaran tersebut langsung mendapatkan respons dari unsur masyarakat, akademisi, dan dunia usaha yang ingin melakukan kerja sama dengan Pemerintah Jawa Barat dalam program “Wisata Edukasi Kegempaan dan Kebencanaan (WEBG)”.

Baca Juga: Gempa Berau M5.5 Dipicu Sesar Sangkulirang yang Pernah Terjadi 1921

Kegiatan WEGB di wilayah Jawa Barat dipusatkan di Wahana Wisata Kampung Batu Malakasari  (KBM), Baleendah, Bandung, selaku elemen dari pelaku usaha. Dalam melakukan WEGB, KBM bekerja sama dengan Komunitas Museum Gempa Prof. Dr. Sarwidi (MUGESA), selaku unsur masyarakat dan unsur akademisi. Semoga kerja sama dalam upaya antisipasi bencana tersebut dapat memberikan manfaat yang signifikan  bagi masyarakat luas, atas dukungan dari pemerintah dan unsur-unsur penta-helix lainnya.

“Semoga situasi dan kondisi di wilayah kerusakan gempa cepat terkendali dan segera kondusif lagi,” harap Sarwidi yang menjadi Inventor dan Inovator SIMUTAGA (Alat Simulasi Ketahanan Gempa) dan BARRATAGA (Bangunan Rumah Rakyat Tahan Gempa). [WLC02]

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: bangunan aman gempabangunan dan lingkungan ramah gempabangunan tahan gempagempa Bandung-GarutProf Sarwidi

Editor

Next Post
Badan Geologi mengirim tim siaga bencana ke lokasi usai gempa Bandung M5,0. Foto Dok. Kementerian ESDM.

Daerah Rentan Likuefaksi di Indonesia Punya Tingkat Kepadatan Penduduk Tinggi

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media