Rabu, 12 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Gempa Berau M5.5 Dipicu Sesar Sangkulirang yang Pernah Terjadi 1921

Senin, 16 September 2024
A A
Ada 18 kali gempa susulan dari gempa Berau M5,5 pada 15-16 September 2024. Foto BMKG.

Ada 18 kali gempa susulan dari gempa Berau M5,5 pada 15-16 September 2024. Foto BMKG.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Gempa berkekuatan Magnitudo 4,1 mengguncang Semenanjung Mangkalihat, Kalimantan Timur, Ahad, 15 September 2024 pukul 19:28:55 WITA. Episenter atau pusat gempa di darat pada kedalaman 11 km.

“Gempa dangkal ini dipicu Sesar Mangkalihat yang dirasakan di Batu Putih, Sangkulirang intensitas II-III MMI. Jadi seakan-akan ada truk berlalu,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam akun X @DaryonoBMKG pada 15 September 2024.

Kemudian pada pukul 20.08 terjadi gempa susulan dengan kekuatan lebih besar, yakni magnitudo 5.5 dengan episenter gempa berada di darat pada koordinat 1,28°LU – 118,42°BT dan kedalaman hiposenter 10 kilometer. Pusat gempa terletak 145 km tenggara Berau, 163 km timurlaut Kutai Timur, dan 240 km tenggara Tanjungselor, Kalimantan Utara.

Baca Juga: Kementerian ESDM Klaim RUU EBET Atur Penyediaan Listrik Lebih Murah

Daryono menerangkan, hasil monitoring gempa oleh BMKG menunjukkan hampir semua provinsi di Kalimantan pernah terjadi gempa. Dan dua kali gempa di kawasan mangkalihat/Berau malam itu tampak sebagai kawasan aktif gempa di Kalimantan.

“Saudaraku di Berau Kaltim, semoga tidak ada kerusakan. Gempa ini adalah alarm akan pentingnya bangunan dengan struktur kuat di zona sumber gempa aktif,” kata Daryono mengingatkan.

Guncangan gempa dirasakan pada skala intensitas IV MMI di Karangan dan Maratua, Berau, serta skala III MMI di Kabupaten Berau dan Kutai Timur. Di wilayah Samarinda, Bontang, Bulungan, dan Malinau, gempa terasa dengan intensitas yang lebih ringan, skala II MMI.

Baca Juga: Made Tri Ari Penia, Potensi Biomassa Indonesia dari Kakao, Singkong dan TKS

Tidak lama setelah gempa utama, pada pukul 20:39 WIB, terjadi gempa susulan dengan magnitudo 3.9 di wilayah yang sama. Hingga pukul 07:00 WIB pagi,Senin, 16 September 2024, telah terjadi sebanyak 18 kali gempa susulan di area tersebut.

“Semoga segera stabil dan aman kembali,” imbuh Daryono.

Secara geologis, wilayah di sekitar pusat gempa umumnya terdiri atas batuan sedimen dan karbonat berumur tersier serta endapan aluvium. Batuan yang longgar ini dapat memperkuat efek guncangan gempa. Berdasarkan data Badan Geologi, wilayah ini dominan tersusun oleh tanah lunak dan sedang pada morfologi dataran hingga dataran bergelombang, serta tanah keras pada morfologi perbukitan.

Baca Juga: Sampah Plastik dari Indonesia Berlayar Sampai Afrika

Gempa ini termasuk dalam kategori dangkal, dengan kedalaman hiposenter 10 km, dan diperkirakan terkait dengan aktivitas sesar aktif, khususnya sesar Sangkulirang – Mangkaliat di wilayah Berau.

Ingatkan gempa dan tsunami 1921

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BNPBgempa Beraugempa dan tsunami 1921gempa susulanKalimantan Timursesar Sangkulirang

Editor

Next Post
Mahasiswa Teknik Geologi ITB melakukan kuliah lapangan di Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah. Foto ITB.

Melihat Jejak Pembentukan Pulau Jawa di Karangsambung Kebumen

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Sepekan Ini
    In News
    Senin, 10 November 2025
  • Ilustrasi ancaman perubahan iklim bagi masa depan anak. Foto Pexels/pixabay.comJejaring CSO Ajak Anak Muda Pantau Negosiasi Solusi Iklim Indonesia di COP 30 
    In News
    Minggu, 9 November 2025
  • Berperahu menuju Pulau Pamujan di Desa Domas, Kabupaten Serang, Banten. Foto Dok. ITB.Pulau Pamujan, Punya Tutupan Mangrove Asri Tetapi Terancam Abrasi
    In Traveling
    Minggu, 9 November 2025
  • Dosen ITB, Andy Yahya Al Hakim, memberikan sosialisasi di Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen, 15 September 2025. Foto Tim PPM/ITB.Sumber Air Sekitar Kawah Ijen Tercemar Fluorida, Gigi Warga Kuning dan Keropos
    In IPTEK
    Sabtu, 8 November 2025
  • Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Utusan Khusus Presiden Indonesia Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo dan Menteri KLH/BPLH Hanif Faisol Nurofiq di Forum COP 30 di Belem, Brasil. Foto Dok. KLH/BPLH.Klaim dan Janji-janji Indonesia di Forum Iklim Global COP30 Belém
    In Lingkungan
    Sabtu, 8 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media