Wanaloka.com – Secara geografis, Indonesia berada di daerah pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang mengakibatkan Indonesia rentan terhadap bencana alam geologi, seperti gempa bumi, letusan gunung api, tsunami dan gerakan tanah. Gempa bumi dengan magnitudo besar dan pengaruh kondisi geologi dapat menyebabkan potensi terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard), seperti likuefaksi. Dan likuefaksi dapat menjadi ancaman bagi keselamatan jiwa masyarakat maupun keamanan infrastruktur.
“Informasi kerentanan likuefaksi sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya fenomena likuefaksi masa mendatang,”ucap Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid pada Sosialisasi dan Fieldtrip Likuefaksi “Refleksi Enam Tahun Bencana Likuefaksi Palu-Sigi-Donggala” bertema “Tangguh terhadap Bencana Likuefaksi” di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 19 September 2024.
Informasi yang mudah dibaca dan dipahami dibutuhkan bagi penyebarluasan informasi bahaya likuefaksi di kalangan masyarakat luas. Oleh karena itu, informasi kerentanan likuefaksi dalam bentuk peta ataupun pedoman teknis diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap potensi bahaya yang ada di sekitarnya.
Baca Juga: Sarwidi, Ini Langkah Nasional ke Depan Mensikapi Indonesia Rawan Gempa Bumi
Badan Geologi melalui Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan pada tahun 2019 telah menerbitkan Atlas Zona Kerentanan Likuefaksi Indonesia. Altas ini menyajikan indikasi awal kerentanan likuefaksi dan merupakan informasi awal untuk perencanaan regional pada skala 1:100.000.
Berdasarkan Atlas Zona Kerentanan Likuefaksi Indonesia sebanyak 28 provinsi dan lebih dari 320 kabupaten dan kota di Indonesia berada di zona rentan likuefaksi menengah hingga tinggi.
Enam tahun likuefaksi Palu
Likuefaksi bukan bencana baru di Indonesia. Enam tahun lalu, masyarakat Palu, Sulawesi Tengah dikejutkan guncangan gempa bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR). Belum hilang keterkejutannya, daratan Palu dihempas gelombang tsunami dan sebagian bangunan di atasnya digulung likuefaksi.
Baca Juga: Satu Tahun Tolak PSN Rempang Eco City, Warga Rempang Kembali Diintimidasi
Likuefaksi merupakan fenomena bahaya ikutan dari gempa itu. Likuefaksi yang bersifat sangat merusak terjadi di daerah Balaroa, Petobo, Jonooge, Lolu, dan Sibalaya.
Akibatnya, kerugian harta benda dan jiwa, khususnya dirasakan masyarakat Kota Palu, Sigi, Donggala dan sekitarnya. Ingatan itu masih membekas. Gempa Palu tahun 2018 dan ikutannya itu menjadi pelajaran semua pihak tentang arti penting mitigasi bencana.
“Bencana gempa bumi Palu, khususnya likuefaksi itu harus menjadi refleksi bagi kita semua akan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghuni daerah rawan bencana. Kita bisa beradaptasi dan memitigasi risiko masa mendatang,” ujar Wafid.
Baca Juga: Gempa Dangkal Sesar Garsela M 5.0 Guncang Kabupaten Bandung dan Garut
Pedoman Pemetaan Kerentanan Likuefaksi
Kejadian likuefaksi pasca gempa Palu-Sigi-Donggala mengingatkan bangsa ini betapa informasi ancaman bahaya dan kerentanannya menjadi penting bagi pemangku kepentingan, baik di pusat dam di daerah, bahkan bagi masyarakat umum.
Sebaran daerah yang rentan terhadap likuefaksi cukup luas. Beberapa daerah tersebut berada di kota-kota besar yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Ada Kota Banda Aceh, Padang, Bengkulu, Yogyakarta, Palu, dan lainnya. Kondisi ini mengakibatkan tingkat risiko yang tinggi pula terhadap ancaman harta benda dan jiwa. Untuk memitigasinya diperlukan kolaborasi semua stakeholder terkait agar dapat menyediakan informasi kerentanan likuefaksi, terutama untuk skala yang lebih detail.
Terkait hal tersebut, Badan Geologi melalui Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan sebagai walidata peta likuefaksi telah menyusun pedoman pemetaan zona kerentanan likuefaksi pada skala 1:50.000. Pedoman itu diberikan secara simbolis kepada delapan perwakilan pemerintah daerah sebagai acuan menghasilkan peta zona kerentanan likuefaksi yang lebih detail.
Baca Juga: Polistirena, Jenis Plastik yang Umum Dipakai Sekaligus Cemari Air dan Tanah
Discussion about this post