Wanaloka.com – Dalam satu pekan lalu, sejumlah peristiwa bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di beberapa lokasi di Jawa, Bali, Sumatera hingga Kalimantan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengupayakan kegiatan-kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan sejak prediksi fenomena El Nino pada awal tahun 2023. Upaya-upaya pencegahan, pemadaman, dan penanggulangan paska telah ditingkatkan pada bulan September – Oktober yang diprediksi menjadi puncak musim kemarau tahun ini.
Karhutla di Kalimantan Tengah
Hingga per 29 September 2023, KLHK mencatat terdapat 147 titik hotspot kategori medium-high di Kalimantan Tengah berdasarkan pantauan satelit NASA-TERRA/AQUA.
“Pemadaman ini penting karena kebakaran terjadi dekat dengan jalan dan sekolah. Jika dibiarkan, kebakaran ini dapat berimplikasi menganggu sarana transportasi dan kegiatan belajar mengajar,” terang Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong memimpin langsung upaya pemadaman karhutla di Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah pada 30 September 2023.
Baca Juga: BMKG Gencarkan SLG di Pesisir Selatan untuk Kurangi Risiko Gempa dan Tsunami
Ia berharap pemadaman di Tumbang Nusa dan Tanjung Taruna dapat diselesaikan bersama dalam 2-3 hari ke depan.
Karhutla di Sumatera Selatan
Manggala Agni KLHK juga terus melakukan upaya pemadaman karhutla di Sumatera Selatan. Lokasinya tersebar di 17 lokasi di Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin, Ogan Ilir, dan Muara Enim. Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tingkat kemudahan terjadinya karhutla di Sumsel akan terjadi hingga Oktober 2023.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Thomas Nifinluri mengungkapkan ada 44 titik api karhutla di Sumatera Selatan. Delapan titik sudah berhasil dipadamkan, sisanya dilakukan upaya pemadaman darat, water bombing dan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Baca Juga: Ratu Kembali Lahirkan Bayi Badak Sumatera Ketiga di Way Kambas
Hingga per 29 September 2023, kejadian karhutla paling banyak terjadi di OKI 25 titik (2 padam), Musi Banyuasin 5 titik (2 padam), Ogan Ilir 3 titik, Banyuasin 6 titik (3 padam), Muara Enim 2 titik (1 padam), Ogan Komering Ulu 2 titik, dan Penukal Abab Lematang Ilir 1 titik.
Water bombing dilakukan untuk menjangkau wilayah karhutla yang sulit untuk dijangkau. Saat itu, water bombing sudah dilakukan sebanyak 92 sortie dengan jumlah air yang ditumpahkan sebanyak 9,3 juta liter.
TMC dilakukan dengan menyemai 47,2 ton garam (NaCl) di Sumatera Selatan bekerja sama dari KLHK, BNPB, BMKG, BRIN, BRGM, serta 55 sortie dari mitra kerja swasta. TMC dilakukan untuk membasahi gambut agar tetap basah dan mengisi embung-embung untuk cadangan ketika melakukan pemadaman di wilayah rawan karhutla.
Baca Juga: Warga Wadas Tolak Tanda Tangan Dokumen Pelepasan Hak Atas Tanah
“Meskipun api telah padam di beberapa lokasi, beberapa petugas Manggala Agni masih siaga di lokasi untuk mengantisipasi kemunculan titik api lainnya,” kata Thomas.
Karhutla di Gunung Lawu, Jawa Timur
Karhutla juga melahap lahan dan hutan di Gunung Lawu di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur seluas 30 hektare sejak 28 September 2023 pukul 12.15 WIB. Berdasarkan laporan dari Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), wilayah terdampak meliputi Desa Giri Mulyo, Kecamatan Jogorogo. Dilaporkan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi, Prila Yuda Putra, menjelaskan titik api kebakaran meluas. Kali ini titik api muncul di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Manyul dan Campur Rejo, Kecamatan Jogorogo, kawasan Gunung Gede area Gunung Lawu sisi utara Ngawi. Kemudian meluas ke petak 38, 39,40 dan 41, Lawu Utara, serta hutan lepas blok Trincing (timur ngudal).
Discussion about this post