Kamis, 19 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Selamatkan Ekosistem Danau!

Ekosistem danau perlu diselamatkan. Upaya itu tak bisa dilakukan sendiri, melainkan perlu kolaborasi.

Sabtu, 25 Mei 2024
A A
Danau Toba, Sumatera Utara menjadi ajang F1 Powerboat 2024. Foto Kemenparekraf.

Danau Toba, Sumatera Utara menjadi ajang F1 Powerboat 2024. Foto Kemenparekraf.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Danau, baik alami maupun buatan, menyediakan 87 persen dari air tawar di permukaan bumi dan merupakan sumber signifikan bagi layanan ekosistem, termasuk penyediaan air untuk konsumsi manusia, kesehatan, pangan, dan energi terbarukan. Danau juga memainkan peran penting dalam siklus makanan, pemurnian air, iklim, keanekaragaman hayati, serta mendukung kegiatan rekreasi dan tradisional.

Persoalannya, danau yang menjadi ekosistem lahan basah yang unik dan bernilai tinggi sangat rentan terhadap tekanan di sekitarnya.

“Indonesia menyerukan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan upaya penyelamatan ekosistem peraian danau,” kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong yang membacakan pidato sambutan Menteri LHK dalam salah satu High-Level Panel World Water Forum (WWF) ke-10 bertajuk “Seruan Mendesak untuk Menyelamatkan Danau Kita: Mempromosikan Agenda Global dan Upaya Kolaboratif untuk Pengelolaan Danau Berkelanjutan, serta Meningkatkan Momentum Hari Danau Sedunia” di Bali pada 21 Mei 2024.

Baca Juga: Teknologi Memanen Air Hujan dan Restorasi Sungai UGM Atasi Krisis Air

Kementerian LHK juga menyoroti pentingnya menjaga ekosistem danau untuk mengatasi ancaman bencana terkait air, tantangan lingkungan global seperti perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Juga mendukung pencapaian Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, terutama tujuan 6 yang menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.

“Tujuan 6 belum berada di jalur yang tepat untuk mencapai target tahun 2030. Volume danau air tawar juga dilaporkan menurun hingga setengahnya. Dan lebih dari setengah danau terbesar di dunia mengalami penyusutan akibat tekanan besar dari penggunaan air dan cekungan yang berlebihan serta krisis iklim,” papar Alue.

Untuk mengatasi tantangan ini, Kementerian LHK mengklaim banyak negara, termasuk Indonesia, telah memulai ana uk nasional untuk menyelamatkan ekosistem danau sejak tahun 2009. Gerakan itu berupa pembentukan kebijakan, pedoman, dan rencana aksi untuk menyelamatkan danau-danau prioritas. Kementerian LHK mengapresiasi UNEP atas dukungan penuh dalam mengangkat manajemen ana uke agenda global, serta berbagai upaya lain yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pentingnya manajemen danau berkelanjutan.

Baca Juga: Geomimo BRIN untuk Pengelolaan Sumber Daya Air dan Penanggulangan Bencana

Adopsi Resolusi UNEA 5/4 tentang Manajemen Danau Berkelanjutan pada 2 Maret 2022 menjadi tonggak penting dalam manajemen danau secara global. Ia menekankan manajemen danau yang berkelanjutan harus menjadi komponen integral dalam menyeimbangkan perlindungan lingkungan dan pembangunan ekonomi.

Butuh Kolaborasi Lintas Sektor

Dalam gelaran WWF ke-10, berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan side event. Salah satunya adalah berbagi pemikiran dan hasil riset dan inovasi terkait berbagai isu penting dalam upaya menyelamatkan ekosistem perairan danau.

Merespons seruan pemerintah terkait penyelamatan ekosistem peraian danau, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Limnologi Sumber Daya Air dan Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi berbagi pemikiran dan hasil riset dan inovasi terkait hal itu dalam Side Ivent 11: Sharing of Knowledge, Spirit and Action on Sustaninabel Lake Management di Nusa Dua Bali pada 22 Mei 2025.

Baca Juga: Jokowi Klaim Bendungan Jadi Solusi Krisis Air, Walhi Ingatkan Kasus Wadas

“Semua stakeholder danau perlu menyamakan persepsi, duduk bersama untuk mencari kesepakatan terkait manajemen danau. Kami perlu duduk bersama, memiliki arah dan target yang sama dalam satu tujuan yang sama,” kata Pusat Riset Limnologi Sumber Daya Air BRIN, Arianto Budi Santoso.

Tiap-tiap danau memiliki karakteristik yang berbeda. Antara danau yang satu dengan danau lainnya memiliki permasalahan yang khas. Permasalahan danau tidak hanya terkait teknis danau. Juga masalah sosial ekonomi, sehingga membutuhkan kolaborasi dengan pihak terkait dari berbagai disiplin keilmuan.

Baca Juga: Dwikorita Karnawati, Sistem Peringatan Dini untuk Semua Masih Timpang

Langkah awal, para pihak terkait duduk bersama untuk membahas bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh lapisan masyarakat. Tidak hanya dari sudut pandang pihak tertentu, tetapi juga dari perspektif masyarakat. Kemudian, dirumuskan benang merah pesan yang ingin disampaikan.

Langkah berikutnya adalah menghitung dan memproyeksikan target pengolahan data yang akan dilakukan. Dari target yang dicapai itu diturunkan dalam bentuk aksi konkret, termasuk menentukan anggaran yang dibutuhkan.

Peneliti Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN Titiek Setyawati menambahkan, tantangan pertama terkait danau adalah data. Sebab informasi yang ada masih tersebar. Kedua, pengembangan sebuah tool atau perangkat yang dapat membantu pemerintah dalam mendeteksi tingkat kerusakan danau untuk menentukan sejauh apa restorasi harus dilakukan dan berapa biaya yang di perlukan. Biaya restorasi tergantung dari besar kecilnya tingkat kerusakan, di samping juga tipikal danau yang berbeda-beda, dan permasalahan masing-masing danau yang berbeda pula.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BRINdanauenergi terbarukanKementerian LHKportal SI DanauWWF ke-10

Editor

Next Post
Peneliti UGM menjelaskan soal teknologi SWRO atasi krisis air. Foto UGM.

Teknologi PV-SWRO UGM Atasi Kelangkaan Air Bersih di Pesisir dan Pulau Kecil

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media