Wanaloka.com – Ada indikasi pencemaran unsur Fluorida (Fluor) pada sumber-sumber air yang digunakan masyarakat sehari-hari di sekitar kawah Gunung Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Air kawah Ijen yang bersifat sangat asam (pH < 1) mengalir melalui Sungai Kalipait dan berpotensi merembes ke mata air, air tanah, dan sungai yang dimanfaatkan warga.
“Dikabarkan terjadi perubahan dari gigi masyarakat, baik itu menguning maupun keropos, akibat adanya pengaruh dari sumber geogenik tersebut,” ujar mahasiswa sarjana Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB), Muhammad Havid Noor Hidayat.
Sementara banyak masyarakat di sana yang tidak menyadari bahaya tersebut karena sifatnya yang alami dan tidak terlihat secara kasat mata.
Baca juga: Klaim dan Janji-janji Indonesia di Forum Iklim Global COP30 Belém
Atas dasar riset awal itu, Tim multidisiplin ITB melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB yang terdiri atas dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) serta Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat di kawasan UNESCO Global Geopark Ijen.
Kegiatan bertajuk “Delineasi Pencemaran Kimia dari Sumber Geogenik dan Edukasi Berbasis Teknologi di UNESCO Global Geopark Ijen” ini bertujuan memetakan potensi pencemaran air alami sekaligus memberdayakan komunitas pendidik lokal dengan teknologi pembelajaran inovatif.
Program yang diinisiasi Andy Yahya Al Hakim dari Teknik Pertambangan ITB ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama pada akhir Juli 2025 difokuskan pada survei lapangan dan pengambilan sampel air di Kecamatan Ijen.
Baca juga: Jejak Perubahan Iklim Masa Silam di Indonesia dan Dunia






Discussion about this post