Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Tambang, Limbah dan Hilir Mudik Kapal Tongkang Ancam Ekosistem Ikan Kerapu Raja Ampat

Perlindungan ekosistem laut seperti di Raja Ampat adalah investasi jangka panjang bagi keberlanjutan ekonomi dan sosial masyarakat.

Selasa, 1 Juli 2025
A A
Ilustrasi ikan kerapu. Foto webherper/pixabay.com.

Ilustrasi ikan kerapu. Foto webherper/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Tak sekadar surga wisata Bahari, Raja Ampat juga menyimpan potensi luar biasa sebagai pusat produksi ikan kerapu nasional dan internasional. Guru Besar Ilmu Ekologi Pesisir dan Laut IPB University, Prof. Dietriech Geoffrey Bengen menyampaikan bahwa posisi Raja Ampat dalam peta produksi kerapu sangat strategis karena kekayaan biodiversitas laut yang dimilikinya.

“Raja Ampat dijuluki sebagai jantung segitiga karang dunia. Ini realitas yang menjadikan wilayah ini ideal untuk perikanan tangkap maupun budi daya kerapu,” ucap Dietriech.

Sejak 2005, Raja Ampat telah terlibat aktif dalam perdagangan ikan kerapu hidup. Produksi utamanya masih berasal dari tangkapan alam yang dikirim ke kota-kota besar seperti Makassar dan Kendari, sebelum akhirnya diekspor ke Hongkong dan Tiongkok. Pemerintah terus menggalakkan penyebaran benih dan teknologi budi daya untuk mendorong produktivitas dan nilai tambah secara berkelanjutan.

Baca juga: DPR Janji Pantau Aksesibilitas Transportasi Masyarakat Adat di Pulau Enggano

Namun, di tengah geliat ekonomi biru ini, muncul ancaman serius dari aktivitas pertambangan di wilayah pesisir. Dietriech mengingatkan, kegiatan pertambangan dapat membawa dampak langsung maupun tidak langsung yang sangat merusak habitat perairan, terutama daerah pengembangbiakan dan budi daya ikan kerapu.

“Dampak langsungnya terlihat dari sedimentasi dan kekeruhan air yang tinggi akibat erosi tanah tambang. Sedimen ini bisa menutup terumbu karang dan padang lamun, yang merupakan habitat penting bagi ikan kerapu untuk memijah dan berlindung,” jelas dia.

Selain itu, limbah tambang yang mengandung logam berat seperti nikel, merkuri, dan arsen dapat menjadi racun bagi biota laut. Telur dan larva kerapu sangat rentan terhadap paparan logam berat ini, yang menyebabkan gangguan reproduksi dan pertumbuhan.

Baca juga: Ikan Napoleon, Penjaga Ekosistem Terumbu Karang yang Terancam Tambang

Lebih berbahaya lagi, logam berat tersebut dapat terakumulasi dalam tubuh organisme laut dan meningkat konsentrasinya dalam rantai makanan, termasuk ke manusia.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: aktivitas pertambanganikan kerapuIPB UniversityRaja Ampat

Editor

Next Post
Ilustrasi kebakaran hutan. Foto Geralt/pixabay.com.

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Cabut Gugatan Hukum terhadap Ahli Lingkungan

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media