Wanaloka.com – Kelompok tumbuhan endemik merupakan salah satu jenis tumbuhan yang rentan punah. Kelompok ini memiliki karakter tumbuh secara alami di satu wilayah geografis yang populasinya sedikit di area yang kecil dengan habitat yang spesifik.
Spesies endemik memiliki pengaruh terbesar pada tingkat kepunahan global. Berdasarkan data WWF, tahun 2023 tingkat kepunahannya secara global telah mencapai 0,01 persen, atau sebanding dengan antara 200 hingga 2000 terjadi setiap tahunnya.
Di Indonesia, kekayaan spesies tumbuhan Indonesia terus menurun karena kehilangan habitatnya, eksploitasi berlebih, faktor biologi, dan faktor alam. Sehingga, berdasarkan Daftar Merah IUCN per tahun 2022, 778 spesies telah terancam kepunahan.
Baca Juga: Kritik KPA atas Kinerja DPR 2019-2024, Konflik Agraria Terus Menumpuk
Salah satu spesies endemik nasional yang terdapat di Jawa Timur adalah tumbuhan Smilax nageliana. Berdasarkan data Herbarium Bogoriense, tumbuhan ini hidup di kawasan Gunung Kawi, dan Ranu Darungan, Lumajang, Jawa Timur dengan sebaran sangat sempit (narrow endemic). Status konservasinya dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) belum diketahui.
Persoalannya, masyarakat lokal banyak yang belum memiliki pengetahuan tentang tumbuhan endemik ini. Beberapa di antaranya menggunakan tumbuhan ini untuk pakan ternak, sehingga upaya konservasi sangat penting dilakukan.
“Pemahaman yang minim tentang konservasi terhadap tumbuhan endemik nasional semakin mengancam keberadaan tumbuhan Smilax nageliana,” ungkap Peneliti Ahli Pertama Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Sofiah, dalam Jamming Session #17 bertajuk “Konservasi dan Pemanfaatan Tumbuhan Endemik di Jawa”, Kamis, 26 September 2024.
Baca Juga: Tolak Proyek Geothermal di Poco Leok, Warga dan Jurnalis Floresa Ditangkap
Menurut Siti, peningkatan laju tingkat kepunahan Smilax nageliana di Indonesia disebabkan pola perilaku konsumtif manusia, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, dan pemahaman konservasi yang minim.
Jenis Smilax nageliana memiliki karakter unik. Populasi tumbuhan ini bersifat mengelompok dan banyak berada di daerah berlereng.
Ditinjau dari aspek ekologi, dalam struktur populasi Smilax nageliana di kawasan Ranu Darungan dan Gunung Kawi diketahui tidak banyak individu tumbuhan ini yang ditemukan di lapangan.
Baca Juga: AMAN Desak DPR Baru Segera Sahkan RUU Masyarakat Adat
Di kawasan Ranu Darungan, individu dewasa yang ditemukan hanya berjumlah 13 dan individu anakannya berjumlah 368. Sementara di kawasan Gunung Kawi, pihaknya hanya menemukan 50 individu, 3 di antaranya adalah individu dewasa dan sisanya masih berupa anakan.
“Dari kedua ini, dapat terlihat struktur populasi menyerupai J terbalik. Artinya, semakin kecil tahap pertumbuhan, semakin banyak individu yang ada,” terang Siti.
Berdasarkan assessment status konservasi Smilax nageliana dengan jumlah total 16 individu dewasa, meliputi 13 individu di Ranu Darungan dan 3 individu dewasa di Gunung Kawi, serta ukuran populasi yang kurang dari 250 individu. Juga adanya faktor ancaman penurunan secara terus-menerus di area sebaran atau kualitas habitat, serta jumlah individu dewasa di setiap subpopulasinya kurang dari 50 individu dan termasuk dalam kriteria C. Sehingga jenis ini dapat dikategorikan berstatus kritis di alam atau critically endangered.
Discussion about this post