Kamis, 13 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Teknik Biokonversi Maggot BSF Jadi Solusi Sampah Olahan Dapur di Yogyakarta

Selama ini, sampah-sampah organik yang dihasilkan dari dapur rumah tangga terabaikan. Padahal sampah ini lebih cepat menimbulkan polusi dan penyakit. Apa solusinya?

Kamis, 22 September 2022
A A
Suasana kandang maggot di Kricak, Kota Yogyakarta, 21 September 2022. Foto Dok. Forum Komunikasi Winongo Asri

Suasana kandang maggot di Kricak, Kota Yogyakarta, 21 September 2022. Foto Dok. Forum Komunikasi Winongo Asri

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Setidaknya, 760 ton sampah perhari masuk ke TPST Piyungan. Sebanyak 58,8 persen berupa sampah organik yang antara lain berasal dari limbah rumah tangga. Persoalannya, penampungan sampah di TPST Piyungan sudah melebihi kapasitas. Sudah berulang kali warga di sana protes dengan menutup TPST itu akibat pencemaran lingkungan yang berdampak bagi warga sekitarnya. Padahal, sampah organik bernilai ekonomi melalui maggot alternatif pakan ternak.

Lantas, mau dibuang ke mana sampah-sampah nantinya saat TPST Piyungan kelak ditutup?

Aktivis lingkungan sekaligus Ketua Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA), Endang Rohjiani dalam siaran pers yang diterima Wanaloka.com, 21 September 2022 mengungkapkan berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan swasta untuk mengurangi sampah. Salah satunya, membangun bank sampah dan TPS3R. Upaya tersebut berupa memilah sampah anorganik yang memiliki nilai jual.

Baca Juga: Dewi Apri Astuti: Black Soldier Fly Penghasil Pakan Ternak Lebih Sehat dan Murah

Sementara, sampah-sampah organik belum banyak digarap. Padahal sumber pencemaran udara dan penyakit berasal dari sampah organik, khusunya sampah olahan dapur (SOD). Sampah ini lebih cepat membusuk, menimbulkan bau, sehingga memunculkan lalat hijau sebagai sumber penyakit.

Lantas apa solusi bagi sampah-sampah organik ini?

Inovasi masyarakat mengolah sampah organik telah dilakukan, seperti membuat komposter, Takakura ,ember tumpuk, eco enzyme. Namun belum maksimal mengurangi volume sampah organik. Sementara yang dibutuhkan dalam mengurai persoalan sampah adalah menyelesaikan sampah dari hulu hingga hilir.

“Dan kami mengolah sampah organik dengan biokonversi maggot BSF (Black Soldier Fly),” kata Endang.

Baca Juga: Kolaborasi EDGc dan GSTC Mengolah Sampah Plastik Menjadi Material Struktur

Keunggulan Maggot BSF

Ada sejumlah keunggulan yang menjadi alasan Endang dan pengelola kendang maggot Kota Yogyakarta itu memilih maggot BSF. Pertama, maggot BSF dipilih karena kecepatannya dalam mengurai sampah. Setidaknya 10 ribu maggot mampu mengurai dua kilogram sampah organik dalam waktu 24 jam

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Bank sampahBlack Soldier FlyBSFlalat hijaumaggotpakan ternaksampah anorganiksampah olahan dapursampah organikSODteknik biokonversi

Editor

Next Post
Ilustrasi penyakit Parkinson. Foto AnnyksPhotography/pixabay.com

Waspadai Parkinson Akibat Hidup di Kawasan Limbah Industri

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Sepekan Ini
    In News
    Senin, 10 November 2025
  • Ilustrasi ancaman perubahan iklim bagi masa depan anak. Foto Pexels/pixabay.comJejaring CSO Ajak Anak Muda Pantau Negosiasi Solusi Iklim Indonesia di COP 30 
    In News
    Minggu, 9 November 2025
  • Berperahu menuju Pulau Pamujan di Desa Domas, Kabupaten Serang, Banten. Foto Dok. ITB.Pulau Pamujan, Punya Tutupan Mangrove Asri Tetapi Terancam Abrasi
    In Traveling
    Minggu, 9 November 2025
  • Dosen ITB, Andy Yahya Al Hakim, memberikan sosialisasi di Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen, 15 September 2025. Foto Tim PPM/ITB.Sumber Air Sekitar Kawah Ijen Tercemar Fluorida, Gigi Warga Kuning dan Keropos
    In IPTEK
    Sabtu, 8 November 2025
  • Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Utusan Khusus Presiden Indonesia Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo dan Menteri KLH/BPLH Hanif Faisol Nurofiq di Forum COP 30 di Belem, Brasil. Foto Dok. KLH/BPLH.Klaim dan Janji-janji Indonesia di Forum Iklim Global COP30 Belém
    In Lingkungan
    Sabtu, 8 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media