Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Teknologi IPHA Hemat Air dan Meningkatkan Produktivitas Padi, Tapi Rentan Hama Tikus

Penerapan teknologi IPHA diklaim dapat menghemat air hingga 30 persen dan meningkatkan produktivitas padi hingga 169 persen dibandingkan metode konvensional.

Senin, 21 April 2025
A A
Penerapan teknologi IPHA di lahan pertanian di Jawa Barat. Foto Dok. Kementerian PU.

Penerapan teknologi IPHA di lahan pertanian di Jawa Barat. Foto Dok. Kementerian PU.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyatakan komitmen Kementerian PU untuk memperluas penerapan teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) ke seluruh Indonesia. Sebab teknologi IPHA diyakini dapat menghemat air sekaligus meningkatkan produktivitas panen padi. Langkah ini dilakukan melalui optimalisasi infrastruktur irigasi yang dikelola Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS/BWS) di berbagai daerah.

“Teknologi IPHA adalah strategi penting untuk meningkatkan efisiensi pertanian melalui pemanfaatan metode modern yang akan diperluas implementasinya ke daerah-daerah irigasi lain,” ujar Dody, Senin, 21 April 2025.

IPHA, yang menggunakan metode pengairan berselang (intermittent irrigation), memungkinkan lahan sawah menjalani siklus basah-kering teratur. Pendekatan ini terbukti menghemat air hingga 30 persen dan meningkatkan produktivitas padi hingga 169 persen dibandingkan metode konvensional.

Baca juga: Jelantah, Potensial Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan untuk Pesawat Terbang

Untuk mendukung keberhasilan IPHA, Kementerian PU mengembangkan sistem informasi pengelolaan air berbasis digital yang membantu petani dan petugas lapangan mengelola jadwal pengairan, memantau debit air, serta memberikan peringatan dini terkait potensi kekeringan.

“Teknologi ini memastikan pengelolaan air menjadi lebih akurat dan efisien, sehingga hasil yang dicapai melalui IPHA dapat dioptimalkan,” tambah Dody.

Sebagai bagian dari sosialisasi dan penguatan implementasi IPHA, Kementerian PU akan menyelenggarakan panen demplot serta pameran hasil panen teknologi IPHA di Daerah Irigasi (DI) Rentang, Selasa, 22 April 2025. Acara ini bertujuan untuk menunjukkan efektivitas teknologi IPHA dalam meningkatkan kualitas panen padi.

Baca juga: Gunung Argopuro dan Aliran Sungai Kolbu di Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang

Dalam kegiatan tersebut, tiga dari 208 demplot yang telah dikembangkan akan dipanen. Hingga kini, 18 demplot telah dipanen dengan hasil yang jauh melampaui rata-rata produktivitas metode konvensional.

Salah satu daerah lumbung pangan yang telah menerapkan IPHA adalah Daerah Irigasi Rentang di Jawa Barat, mencakup Kabupaten Indramayu, Cirebon, dan Majalengka. Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, melaporkan dari 208 demplot di DI Rentang, hingga 17 April 2025, sebanyak 15 demplot telah dipanen dengan hasil antara 6,48 ton/ha hingga 16,88 ton/ha Gabah Kering Panen (GKP).

“Rata-rata produktivitas mencapai 10,35 ton/ha GKP, jauh di atas metode konvensional,”kata Dwi.

Baca juga: Pembangunan PLTN Mulai 2030, BRIN Ingatkan Perubahan Desain dan Keamanan

Menurut dia, keberhasilan IPHA tidak hanya meningkatkan produktivitas padi, tetapi juga menunjukkan potensi besar teknologi ini dalam mendukung swasembada pangan nasional. Dengan hasil yang stabil di atas 6 ton/ha GKP, teknologi ini memberikan solusi berkelanjutan untuk pertanian Indonesia.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Kementerian PUketahanan pangan nasionalsistem informasi pengelolaan airteknologi Irigasi Padi Hemat Air

Editor

Next Post
Kepala Ressort di BBKSDA Jawa Timur, Rahma Widyanti (tengah). Foto Dok. KSDAE KLHK.

Rahma Widyanti, Perempuan Rimbawan yang Menjelajah di Empat Daerah

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media