Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Teknologi Zat Antikarat Dikembangkan dari Ubi Ungu hingga Tembakau

Teknologi ini mendorong praktik teknologi hijau, mengurangi jejak karbon, serta mempromosikan penggunaan sumber daya berkelanjutan.

Rabu, 20 Agustus 2025
A A
Mobil berkarat. Foto danielsfotowelt/pixabay.com.

Mobil berkarat. Foto danielsfotowelt/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Profesor Riset Ilmu Teknik Bidang Teknik Pencegahan Korosi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Gadang Priyotomo menekankan potensi besar sumber daya hayati Indonesia sebagai bahan dasar inovasi teknologi mitigasi korosi atau karat ramah lingkungan. Dengan demikian perlu pengembangan variasi zat aktif antikorosi berbahan alami dari sumber wilayah darat dan laut Indonesia. Pendekatan ini menjadi alternatif strategis menggantikan bahan kimia impor yang mahal dan tidak ramah lingkungan.

“Pada orasi ini, saya menyampaikan state of the art tentang perkembangan, peluang, dan tantangan riset korosi melalui pendekatan mitigasi ramah lingkungan dengan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia,” ujar Gadang mengawali orasi ilmiahnya bertajuk “Teknologi Mitigasi Korosi Ramah Lingkungan untuk Konservasi Struktur Rawan Korosi” dalam sidang terbuka pengukuhannya, di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2025.

Menurut dia, penemuan-penemuan kunci tersebut memberikan pemahaman komprehensif mengenai mekanisme perlindungan korosi berbahan alami melalui metode inhibitor dan coating di lingkungan industri maupun maritim. Kondisi ini menjadi nilai tambah alternatif berbasis kearifan lokal.

Baca juga: Kematian Banyak Lebah Madu Penanda Ada Pencemaran Lingkungan

“Selama dua dekade berkarier di BRIN, kami bersama mitra universitas telah mengeksplorasi potensi hayati khas Indonesia, mulai dari ubi ungu, kulit buah, daun talas, hingga teh putih, sebagai bahan alami inhibitor korosi yang mampu menyaingi bahkan melampaui efektivitas bahan sintetik,” ungkap peneliti ahli utama yang juga menjadi Ketua kelompok Riset Korosi dan Teknologi Mitigasi di Pusat Riset Metalurgi BRIN ini.

Salah satu sumber hayati khas Indonesia adalah tanaman ubi ungu. Bahan nabati ini mempunyai nilai fungsi fisiologis positif sebagai zat antioksidan, anti kanker dan anti bakteri. Melalui riset, potensi ubi ungu dapat diaplikasikan sebagai zat aktif antikorosi di bidang industri melalui adaptasi fungsi mekanisme zat antiradikal bebas.

Riset juga menemukan bahwa limbah kulit buah kelengkeng dapat berfungsi sebagai zat antikorosi dengan efisiensi hingga 93 persen pada konsentrasi 500 ppm. Kulit buah ini menjadi solusi tambahan dalam pembersihan pipa migas.

Baca juga: TPPAS Lulut-Nambo untuk Olah Sampah Empat Daerah Mangkrak 10 Tahun

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BRINsumber daya hayatiteknologi mitigasi korosizat antikarat

Editor

Next Post
Sesar Citarum yang memicu gempa bumi Karawang-Bekasi, 20 Agustus 2025. Foto Pepen S/@DaryonoBMKF/X.

Sesar Citarum yang Memicu Gempa Bumi Tektonik Karawang-Bekasi

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media