Rabu, 6 Agustus 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Temuan Tim Badan Geologi: Patahan Aktif Cipeles Penyebab Gempa Sumedang

Patahan atau sesar banyak bersebaran di daerah Sumedang. Bahkan ada patahan yang baru dipetakan dan termasuk aktif.

Jumat, 5 Januari 2024
A A
Sebaran patahan dan kelurusan di Sumedang. Foto esdm.go.id.

Sebaran patahan dan kelurusan di Sumedang. Foto esdm.go.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Data bawah permukaan dari hasil penyelidikan geofisika mengkonfirmasi keberadaan dan kemenerusan Sesar Aktif Cileunyi-Tanjungsari. Di samping itu, terdapat histori gempa merusak yang berpusat di daerah Tanjungsari (pada lajur kelurusan) yang menimbulkan cukup banyak korban dan kerusakan bangunan. Sejumlah event tersebut telah memberikan bukti bahwa kelurusan Cileunyi-Tanjungsari merupakan sesar aktif yang perlu diwaspadai.

Kejadian gempa bumi Sumedang pada awal tahun 2024 menambah keyakinan akan aktivitas sesar patahan Cipeles, karena pusat-pusat gempa juga berada pada lajur sesar. Tambahan data kegempaan di lajur sesar ini juga diperoleh dari jaringan 70 seismometer passive seismic tomography (PST) yang dipasang di wilayah Kabupaten Sumedang, Majalengka, Indramayu, Cirebon dan Kuningan, selama kurun waktu Agustus-September 2023.

Dalam rangka mengupas secara komprehensif rekam jejak patahan yang menjadi sumber gempa bumi di Sumedang, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan Geoseminar Edisi Khusus terkait Gempa Sumedang yang terjadi beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Irwan Meilano: Gempa Ishikawa Bukan Terkuat di Jepang, Tapi Picu Tsunami

Potensi Ancaman Sesar Cileunyi – Tanjungsari
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menjelaskan, Geoseminar Edisi Khusus tersebut mengupas secara komprehensif rekam jejak patahan yang menjadi sumber gempa bumi di Sumedang melalui serangkaian penyelidikan geologi permukaan, geofisika bawah permukaan dan permukaan, yang telah dilakukan sejak belasan tahun yang lalu. Ia berharap dengan memahami karakteristik akan mampu mengantisipasi kejadian gempa bumi yang akan datang, dengan kesiapsiagaan yang matang, sehingga korban jiwa bisa ditekan seminimal mungkin.

“Gempa bumi Sumedang dengan kedalaman dangkal itu telah mengakibatkan bencana cukup signifikan di Sumedang. Selain di sana, kerusakan bangunan juga terjadi di Kabupaten Bandung, Subang dan Ciamis,” ujar Wafid saat membuka Geo Seminar.

Gempa bumi Sumedang, menurut Wafid adalah fakta, bahwa kawasan itu merupakan kawasan yang memiliki potensi tinggi terjadinya gempa bumi.

Baca Juga: Irwan Meilano: Gempa Ishikawa Bukan Terkuat di Jepang, Tapi Picu Tsunami

“Sebagai kawasan potensi tinggi gempa bumi di jalur patahan aktif, salah satunya patahan aktif Cileunyi – Tanjungsari, punya potensi ancaman permanen terhadap kejadian gempa bumi,” lanjut Wafid.

Wafid menyatakan kolaborasi antar instansi adalah penting dalam memitigasi bencana.

“Kami menyadari diperlukan komitmen dan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat dalam upaya kesiapsiagaan bencana geologi. Khususnya bencana gempa bumi guna meminimalkan korban jiwa dan harta benda serta mendukung penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana,” tutup Wafid.

Acara Geoseminar Khusus itu diisi para pembicara ahli dari Badan Geologi, Sukahar Eka Adi Saputra dan Joko Wahyudiono, yang membahas “Temuan Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang”. Selain itu, Marjiyono, Hidayat, dan Lucki Junursyah membahas “Looking Into The Earth With Geophysics: Open Data Bawah Permukaan Terkait Sesar Aktif Cileunyi-Tanjungsari”. [WLC04]

Sumber: Kementerian ESDM

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: cekungan Bandunggempa SumedangKementerian ESDMpatana Cipelessesar Cileunyi-TanjungsariTim Tanggap Darurat Badan Geolog

Editor

Next Post
Pendaki Khansa Syahlaa mempersiapkan pendakian Gunung Aconcagua. Foto kemenparekraf.go.id.

Khansa akan Mendaki Gunung Aconcagua dalam Ekspedisi Seven Summit

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi penyu. Foto ambquinn/pixabay.com.Menguak Asal Usul Penyu Indonesia Lewat Sidik Jari Genetik yang Berbeda
    In Rehat
    Sabtu, 2 Agustus 2025
  • Ilustrasi kemenyan untuk bahan pembuatan parfum. Foto xbqs42/pixabay.com.Potensial Jadi Parfum Tropis Premium, Hilirisasi Kemenyan Harus Pertimbangkan Kelestarian Hutan
    In Rehat
    Jumat, 1 Agustus 2025
  • Desakan pencabutan izin terhadap korporasi pembakar hutan. Foto Dok. Walhi.Catatan Walhi, Karhutla Berulang Bukti Negara Melindungi Korporasi Pembakar Hutan
    In Lingkungan
    Jumat, 1 Agustus 2025
  • Kebun Raya Mangrove di Surabaya, Jawa Timur. Foto Dok. BRIN.Peran Kebun Raya Mangrove Surabaya dari Konservasi hingga Ketahanan Pangan
    In News
    Kamis, 31 Juli 2025
  • Memeluk pohon, salah satu bentuk terapi forest bathing. Foto aszak/pixabay.com.Forest Bathing, Terapi Redakan Stres Ringan hingga Sedang
    In Rehat
    Kamis, 31 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media