Data bawah permukaan dari hasil penyelidikan geofisika mengkonfirmasi keberadaan dan kemenerusan Sesar Aktif Cileunyi-Tanjungsari. Di samping itu, terdapat histori gempa merusak yang berpusat di daerah Tanjungsari (pada lajur kelurusan) yang menimbulkan cukup banyak korban dan kerusakan bangunan. Sejumlah event tersebut telah memberikan bukti bahwa kelurusan Cileunyi-Tanjungsari merupakan sesar aktif yang perlu diwaspadai.
Kejadian gempa bumi Sumedang pada awal tahun 2024 menambah keyakinan akan aktivitas sesar patahan Cipeles, karena pusat-pusat gempa juga berada pada lajur sesar. Tambahan data kegempaan di lajur sesar ini juga diperoleh dari jaringan 70 seismometer passive seismic tomography (PST) yang dipasang di wilayah Kabupaten Sumedang, Majalengka, Indramayu, Cirebon dan Kuningan, selama kurun waktu Agustus-September 2023.
Dalam rangka mengupas secara komprehensif rekam jejak patahan yang menjadi sumber gempa bumi di Sumedang, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan Geoseminar Edisi Khusus terkait Gempa Sumedang yang terjadi beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Irwan Meilano: Gempa Ishikawa Bukan Terkuat di Jepang, Tapi Picu Tsunami
Potensi Ancaman Sesar Cileunyi – Tanjungsari
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menjelaskan, Geoseminar Edisi Khusus tersebut mengupas secara komprehensif rekam jejak patahan yang menjadi sumber gempa bumi di Sumedang melalui serangkaian penyelidikan geologi permukaan, geofisika bawah permukaan dan permukaan, yang telah dilakukan sejak belasan tahun yang lalu. Ia berharap dengan memahami karakteristik akan mampu mengantisipasi kejadian gempa bumi yang akan datang, dengan kesiapsiagaan yang matang, sehingga korban jiwa bisa ditekan seminimal mungkin.
“Gempa bumi Sumedang dengan kedalaman dangkal itu telah mengakibatkan bencana cukup signifikan di Sumedang. Selain di sana, kerusakan bangunan juga terjadi di Kabupaten Bandung, Subang dan Ciamis,” ujar Wafid saat membuka Geo Seminar.
Gempa bumi Sumedang, menurut Wafid adalah fakta, bahwa kawasan itu merupakan kawasan yang memiliki potensi tinggi terjadinya gempa bumi.
Baca Juga: Irwan Meilano: Gempa Ishikawa Bukan Terkuat di Jepang, Tapi Picu Tsunami
“Sebagai kawasan potensi tinggi gempa bumi di jalur patahan aktif, salah satunya patahan aktif Cileunyi – Tanjungsari, punya potensi ancaman permanen terhadap kejadian gempa bumi,” lanjut Wafid.
Wafid menyatakan kolaborasi antar instansi adalah penting dalam memitigasi bencana.
“Kami menyadari diperlukan komitmen dan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat dalam upaya kesiapsiagaan bencana geologi. Khususnya bencana gempa bumi guna meminimalkan korban jiwa dan harta benda serta mendukung penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana,” tutup Wafid.
Acara Geoseminar Khusus itu diisi para pembicara ahli dari Badan Geologi, Sukahar Eka Adi Saputra dan Joko Wahyudiono, yang membahas “Temuan Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang”. Selain itu, Marjiyono, Hidayat, dan Lucki Junursyah membahas “Looking Into The Earth With Geophysics: Open Data Bawah Permukaan Terkait Sesar Aktif Cileunyi-Tanjungsari”. [WLC04]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post