Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Tim Ekspedisi Riset Bawa Pulang Rekaman Data Misteri Kegempaan di Samudra Hindia

Data-data yang diperoleh dari riset ini akan digunakan untuk mempelajari interaksi antar-lempeng, serta menganalisa potensi bahaya geologi.

Jumat, 29 Agustus 2025
A A
Tim ekspedisi riset Samudera Hindia. Foto Dok. BRIN.

Tim ekspedisi riset Samudera Hindia. Foto Dok. BRIN.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Misteri bawah laut terutama terkait kegempaan, hingga kini belum banyak diungkap. Sejumlah periset Indonesia dan China berkolaborasi melakukan ekspedisi merekam data seismik dan elektromagnetik di Samudra Hindia dengan menggunakan kapal riset RV Jia Geng atau Tan Kah Kee.

Setelah 16 hari berlayar, tim ekspedisi Marine Scientific Research Collaboration on the Collision Process between The Java and Australia and It’s Impact on Geohazard kembali berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa, 26 Agustus 2025.

Ekspedisi riset ilmiah kelautan ini bertujuan mempelajari struktur tektonik dan aktivitas kegempaan akibat tumbukan Lempeng Australia dan Jawa. Tim membawa pulang data yang akan menjadi bahan kajian tentang dinamika geologi di Samudra Hindia.

Baca juga: Tahun 2029 Target Populasi Kedua Badak Jawa Hasil Translokasi dari Ujung Kulon ke JRSCA

Selama melakukan penelitian, tim ekspedisi riset berhasil memasang dan mengambil kembali (recovery) 17 unit Ocean Bottom Seismometer (OBS) dan 24 unit Ocean Bottom Electromagnetic (OBEM) dari Samudra Hindia, Jumat, 22 Agustus 2025.

OBS merupakan alat perekam data seismik pasif maupun aktif dan OBEM adalah alat perekam medan listrik dan medan magnet pasif maupun aktif. Kedua instrumen penting untuk merekam getaran seismik serta medan elektromagnetik dari bawah laut. Data-data yang diperoleh dari riset ini akan digunakan untuk mempelajari interaksi antar-lempeng, serta menganalisa potensi bahaya geologi.

Recovery OBS dan OBEM dilakukan pada 19–22 Agustus 2025 dari arah selatan ke utara di Samudra Hindia di Selatan Nusa Tenggara. Ketua tim periset Indonesia, Dwi Haryanto mengatakan 100 persen OBS dan OBEM yang dipasang berhasil diambil kembali.

Baca juga: UU Cipta Kerja yang Melegitimasi Perampasan Ruang Hidup Digugat di MK

“Semua instrumen kembali dengan selamat dan data yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut,” kata dia.

Proses pemasangan dan pengambilan kedua jenis instrument ini dilakukan secara bertahap (comment release). Instrumen-instrumen tersebut ditenggelamkan ke dalam laut dengan menggunakan pemberat satu per satu di setiap stasiun atau titik yang telah ditentukan dengan menggunakan kapal.

Setelah itu, pemberat di dasar laut dilepaskan, dan kapal begerak kembali ke tiap titik tersebut sambil menunggu instrument naik ke permukaan.

Baca juga: Riset Konservasi dan Rehabilitasi Hasilkan Temuan Manfaat Mangrove dari Akar hingga Buah

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BRINGempa bumiSamudera Hindiatumbukan Lempeng Australia dan Jawa

Editor

Next Post
Ilustrasi foodtray untuk MBG. Foto Dok. BGN.

Kata Pakar Soal MBG, Keracunan Berulang hingga Dugaan Food Tray Mengandung Minyak Babi

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media