Wanaloka.com – Ada nuansa tradisional dalam gelaran Education Working Group Meeting pada 16-18 Maret 2022 di Yogyakarta sebagai salah satu rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 atau G20 yang puncaknya digelar di Bali pada Desember 2022 nanti. Hari pertama para tamu delegasi Kelompok Kerja Pendidikan (Education Working Group/EdWG) G20 menikmati suguhan tradisi ladosan dhahar kembul bujana dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam acara Welcoming Dinner, 16 Maret 2022.
Apa itu ladosan dhahar kembul bujana?
Istilah tersebut diambil dari Bahasa Jawa. Ladosan dari kata laden yang berarti layanan, dhahar adalah makan, dan kembul bujana yang ternyata sudah masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti pesta makan bersama. Dengan kata lain, arti dari ladosan dhahar kembul bujana adalah tradisi makan bersama dengan layanan khusus.
Baca Juga: Nyadran di Wadas: Mendoakan Keselamatan Bumi dari Perampasan dan Perusakan Lingkungan
Tradisi ini mirip dengan tatanan fine dining yang mengadaptasi tradisi makan raja-raja Jawa di masa lampau yang melibatkan beberapa orang untuk memberikan layanan khusus pada anggota kerajaan. Para pramusaji mengenakan pakaian adat yang identik dengan abdi dalem keraton. Yang perempuan mengenakan kemben dan kain jarik, sedangkan laki-laki mengenakan kemeja tradisional (peranakan), kain jarik, dan blangkon.
Makanan dibawa oleh pramusaji dalam wadah kayu yang dipikul di pundak mereka. Wadah kayu yang dikenal dengan sebutan jodhang dibawa di belakang seorang punggawa yang berjalan di depan sambil memegang payung kuning kerajaan (songsong).
Baca Juga: Mengenal Senthong, Gandhok, Pringgitan Omah UGM di Kotagede
Discussion about this post