Sabtu, 28 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Tren Dunia Beralih dari Energi Fosil ke EBT, Bagaimana dengan Indonesia?

Masyarakat dan perusahaan dunia disebut mulai bertransisi untuk memanfaatkan energi bersih dan ramah lingkungan. Lalu apa yang diupayakan Indonesia?

Jumat, 31 Maret 2023
A A
Ilustrasi energi terbarukan. Foto pixel2013 /pixabay.com

Ilustrasi energi terbarukan. Foto pixel2013 /pixabay.com

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Tren saat ini masyarakat dunia sudah beralih pada pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Tren tersebut diperkirakan akan terus meningkat dan disambut beberapa perusahaan-perusahaan minyak dan gas bumi besar dunia seperti, Total, Equinor, Shell, BP, Petronas dan Eni.

“Selama ini bisnis mereka berbasis energi fosil (kemigasan). Anggaran 5-6 tahun terakhir, mereka melakukan transaksi yang besar untuk bergeser menjadi pemain-pemain energi baru terbarukan,” ungkap Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana dalam acara Energy Transition Mechanism di Universitas Indonesia Depok Jawa Barat, 29 Maret 2023.

Sejak 2015, penyediaan listrik berbasis EBT selalu lebih tinggi dibandingkan dengan penyediaan listrik dari sumber energi berbasis fosil. Dadan menengarai, transisi energi sudah terjadi di dunia. Bahkan semakin besar di negara-negara maju dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Fahmy Radhi: Pendidikan Vokasi Solusi Inovasi Teknologi Pengembangan EBT

Berdasarkan data yang dimiliki, persentase pembangkit yang berbasis energi fosil pada 2020 hanya 17 persen atau di bawah 20 persen. Sisanya adalah pembangkit berbasis EBT.

Bagaimana dengan Indonesia?

Dadan berharap Indonesia dapat memanfaatkan momentum tersebut. Mengingat Indonesia punya potensi besar dan pertumbuhan tinggi.

“Dikombinasikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Dadan.

Baca Juga: Melongok Desa Wisata Kopi Jungak Besutan Mahasiswa Unair

Indonesia memiliki target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 32 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030. Kesungguhan dan keseriusan pemerintah dalam mempercepat pemanfaatan EBT ditempuh melalui transisi energi yang berkeadilan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. NZE artinya, emisi yang dihasilkan setara dengan emisi yang diserap.

Namun bukan berarti Indonesia tanpa emisi pada pada 2060. Tahun itu, emisi yang dikeluarkan sebesar 129 juta ton. Kemudian akan di-offset dengan sektor kehutanan dan pertanian secara total pada 2060, sehingga tetap karbon netral.

“Jadi emisinya nanti netral, hasilnya nol,” terang Dadan.

Baca Juga: Fungi Kaya Manfaat yang Belum Diungkap

Bagaimana Cara Mencapai NZE?

Pertama, memastikan adanya pergeseran dari sumber energi berbasis fosil ke energi berbasis listrik, seperti pengadaan kendaraan listrik baru atau hasil konversi listrik.

Kedua, memgembangkan EBT, mengganti pembangkit-pembangkit yang berbasis fosil secara bertahap ke pembangkit EBT dan untuk pembangkit yang baru menggunakan energi terbarukan.

Ketiga, moratorium dari PLTU. Tidak ada lagi penambahan PLTU yang baru dengan beberapa pengecualian dan melakukan upaya pensiun dini PLTU yang sekarang beroperasi.

Baca Juga: 5 Kali Erupsi Gunung Anak Krakatau Paling Aktif Meletus di 2023

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Emisi gas rumah kacaenergi baru terbarukangreen buildingKementerian ESDMnet zero emissionsperusahaan swastaRenewable Energy Certificate

Editor

Next Post
Montreal Protocol Award.Foto ppid.menlhk.go.id.

Cegah Impor Ilegal BPO, Indonesia Terima Montreal Protocol Award

Discussion about this post

TERKINI

  • Anggrek Dendrobium azureum. Foto Yanuar Ishaq Dwi Cahyo/Fauna & Flora International-Indonesia Programme.Anggrek Biru Raja Ampat Terancam Punah, Tapi Tak Dilindungi Hukum Indonesia
    In Rehat
    Jumat, 27 Juni 2025
  • PLTP Blawan Ijen, Kabupaten Bondowoso yang diresmikan secara hybrid oleh Presiden Prabowo Subianto, Kamis, 26 Juni 2025. Foto: BPMI Setpres.Prabowo Resmikan 55 Proyek Energi Panas Bumi dan Surya, Klaim Nol Emisi Karbon Tepat Waktu
    In News
    Jumat, 27 Juni 2025
  • Lahan proyek food estate yang memakan lahan hutan. Foto Dok. Greenpeace.Komisi IV DPR Janji Undang Aktivis Lingkungan untuk Bahas UU Baru Kehutanan
    In News
    Kamis, 26 Juni 2025
  • Patroli tim Manggala Agni pasca kebakaran hutan di TNTN, Mei 2025. Foto TNTN.Walhi Riau Ingatkan Penertiban Taman Nasional Tesso Nilo Jangan Represif dan Militeristik
    In Lingkungan
    Kamis, 26 Juni 2025
  • Bentrokan di Pulau Rempang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada Kamis, 7 September 2023, terkait proyek pembangunan kawasan Rempang Eco-City. Foto walhiriau.or.id.Seruan Tokoh Lintas Agama, Tolak PSN yang Merusak Lingkungan dan Menggusur Rakyat
    In Lingkungan
    Rabu, 25 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media