Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Tren Kebencanaan Meningkat, Pakar Bahas Inovasi Pendanaan Bencana

Kamis, 2 Oktober 2025
A A
Pihak BNPB memberikan bantuan kepada warga terdampak gempa bumi M5,7 di Situbondo, Jawa Timur, 26 September 2025. Foto Istimewa.

Pihak BNPB memberikan bantuan kepada warga terdampak gempa bumi M5,7 di Situbondo, Jawa Timur, 26 September 2025. Foto Istimewa.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Berdasarkan data historis, ada peningkatan dan pergeseran tren kebencanaan yang dipicu perubahan iklim dan aktivitas manusia. Pertama, jumlah sumber gempa teridentifikasi meningkat dari 280 pada tahun 2017 menjadi 400 sumber saat ini.

Kedua, banjir semakin meluas akibat curah hujan tinggi dan penurunan muka tanah (land subsidence), khususnya di kota besar seperti Semarang, Bandung, dan Jakarta. Ketiga, kebakaran hutan dan lahan, yang sebelumnya terkonsentrasi di Sumatera dan Kalimantan, kini mulai merambah ke Pulau Jawa.

Menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan membentuk dana bersama penanggulangan bencana atau Pulling Fund Bencana (PFB). Skema yang dikelola Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) ini merupakan inovasi pembiayaan dan pengelolaan dana bencana pertama di dunia yang mengintegrasikan penghimpunan, pengembangan, dan penyaluran dana secara berkelanjutan.

Baca juga: KPA Desak Badan Pelaksana Reforma Agraria Nasional Langsung di Bawah Presiden

Kepala BPDLH, Joko Tri Haryanto menjelaskan, pihaknya berperan sebagai pengelola dana abadi kebencanaan yang diinvestasikan untuk menghasilkan dana kelolaan sebagai sumber pembiayaan.

“BPDLH bertugas memobilisasi dana dari berbagai sumber, baik APBN, internasional, bilateral, multilateral, filantropi, hingga sektor swasta,” terang dia.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (WRAM) ITB, Prof. Irwan Meilano menambahkan, meskipun konsep pulling fund sudah ada di negara lain, implementasinya di Indonesia harus direalisasikan secara berbeda. Pembiayaan risiko bencana harus disesuaikan dengan profil bencana negara yang sangat beragam.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BPDLHdana abadi kebencanaandana cadangan bencanaITBPulling Fund Bencana

Editor

Next Post
PLTSa di Kabupaten Badung, Bali. Foto dislhk.badungkaab.go.id.

Pemerintah Siapkan Program Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik

Discussion about this post

TERKINI

  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
  • Dosen Departemen Geografi Lingkungan UGM, Dr. Emilya Nurjani. Foto kagama.co.Emilya Nurjani, Sampaikanlah Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dengan Bahasa Mudah Dipahami
    In Sosok
    Jumat, 24 Oktober 2025
  • Ilustrasi kearifan lokal masyarakat adat Kasepuhan Girijaya di Sukabumi, Jawa Barat. Foto Dok. IPB University.Belajar dari Kearifan Lokal Kasepuhan Girijaya dan Tahura Atasi Perubahan Iklim
    In Rehat
    Kamis, 23 Oktober 2025
  • Ilustrasi Walhi tolak PLTGU Batang. Foto Dok. Walhi.Walhi Tolak Proyek PLTGU Batang, Gunakan Gas Fosil Penyebab Emisi Gas Rumah Kaca
    In Lingkungan
    Kamis, 23 Oktober 2025
  • Ilustrasi biwak yang diperjualbelikan di Indonesia. Foto tomas_a_r_81/pixabay.com.Perdagangan Biawak Diperbolehkan, Tapi Jangan Merusak Ekosistem
    In News
    Rabu, 22 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media