Wanaloka.com – Sejak 31 Oktober-3 November 2022 tengah berlangsung Konferensi ASEAN Heritage Parks (AHP) ke-7 di Bogor, Jawa Barat. AHP merupakan salah satu program percontohan ASEAN untuk meningkatkan kesadaran pentingnya mengelola kawasan yang kaya dengan keanekaragaman hayati secara efektif. Serta mempromosikan kerja sama yang lebih besar antara negara-negara anggota ASEAN (AMS) dalam melestarikan dan mengelola kawasan lindung.
Indonesia memiliki tujuh taman nasional yang dideklarasikan menjadi ASEAN Heritage Parks (AHP). Meliputi Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Kepulauan Seribu, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Taman Nasional Wakatobi, dan Taman Nasional Lorentz.
Baca Juga: Warga Sumut Waspadai Banjir Dampak Hujan Lebat Hari Ini
Jumlah tersebut bagian dari total 51 AHP di negara-negara ASEAN yang terdiri dari 33 kawasan terestrial, 9 kawasan laut, dan 9 kawasan lahan basah.
Sedangkan luasan tutupan hutan di Indonesia sekitar 95 juta hektare. Angka itu sama dengan 51 persen dari total luas daratan 187 juta hektare. Luas kawasan hutan itu menjadi cadangan karbon sekaligus modal utama dalam perlindungan lingkungan dan iklim.
Baca Juga: Berhati-hatilah, Hujan Disertai Petir Landa Jakarta Hari Ini
Saat ini terdapat 568 kawasan lindung di Indonesia, termasuk 55 taman nasional yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari perwakilan ekosistem terumbu karang di perairan laut hingga hutan alpine di ketinggian lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut.
Beberapa di antaranya diakui sebagai International Recognition, seperti World Heritage Site (7 unit), Biosphere Reserve (64 unit), Ramsar Site (7 unit), ASEAN Heritage Park (7 unit) dan Global Geopark (4 unit).
Baca Juga: Serba Serbi KTT G20: Kualitas Daging Sapi Bali Aman Dikonsumsi
“Pengakuan itu bukti pentingnya kawasan hutan dan laut serta keanekaragaman hayati Indonesia bagi kepentingan regional dan internasional,” kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong saat membuka konferensi tersebut pada 1 November 2022.
Pemerintah Indonesia, lanjut Alue Dohong, melakukan upaya untuk mengatasi tantangan melestarikan paru-paru bumi, secara regional dan global. Dan saat ini membutuhkan harapan yang masuk akal, motivasi yang besar, visi yang tajam, kemitraan yang kuat dan kemauan untuk menciptakan upaya konservasi yang sukses dan strategis sebagai gerakan global.
Discussion about this post