Sementara Gerakan UII Bumi Lestari merupakan ikhtiar berkelanjutan dari kampus tertua di Indonesia ini. Eksistensi dalam merespon penanganan isu global, krisis energi, perubahan iklim, dan lainnya merupakan wujud komitmen yang coba digelorakan oleh Rektor UII Prof. Fathul Wahid. Eksploitasi lingkungan yang berlebihan hampir pasti diketahui akibat ulah tangan manusia.
“Kami semua bisa jadi turut andil dalam permasalahan lingkungan,” tutur Fathul.
Dampak yang ada akibat pengrusakan lingkungan dinilai telah menjadi konsekuensi. Untuk itu, Fathul mencoba berinovasi dalam mewujudkan kampus yang lebih ramah lingkungan. Proses pembangunan kampus salah satunya. Konsep dan prioritas ruang hijau menjadi bukti ikhtiarnya.
“Penghijauan ini bukanlah tanpa sebab. Kedekatan diri dengan lingkungan membuat orang tidak kesepian,” kata Fathul mengutip sebuah survei.
Upaya lain dari UII untuk mendukung program ramah lingkungan adalah menggerakkan digitalisasi untuk mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak ramah lingkungan. Melalui digitalisasi, penggunaan kertas ketika rapat semakin berkurang karena dokumen lebih kerap dibagikan secara digital.
“Digitalisasi sangat membantu untuk menegaskan akan kesadaran lingkungan kita,” papar Fathul, dilansir dari laman UII.
Aksi lainnya adalah pembuatan embung yang dikerjakan secara kolektif bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) beberapa waktu lalu.
“Semoga menjadi pintu kebaikan di masa yang akan datang. Ini ikhtiar kecil kami. Mudah-mudahan bumi seimbang dan terdapat ekosistem baru serta berkelanjutan ke depannya,” harap Fathul. [WLC02]
Discussion about this post