Baca juga: Fraksi Demokrat Minta Menhut Tunjukkan Lokasi 20,6 Juta Ha untuk Pangan dan Energi
Untuk varietas yang membutuhkan ketahanan lebih tinggi terhadap penyakit, metode inovatif seperti radiasi dan rekayasa genetik juga mulai diterapkan.
Varietas unggul
Saat ini, Indonesia telah memiliki lebih dari 400 varietas unggul padi. Namun hanya sekitar 10 varietas yang mendominasi lebih dari 70 persen lahan pertanian nasional. Faktor adaptasi lingkungan dan preferensi pasar menjadi penyebab terbatasnya penyebaran varietas baru.
“Kebanyakan masyarakat Indonesia menyukai beras dengan tekstur pulen, sehingga varietas dengan karakteristik ini lebih diminati,” ujar Aris.
Baca juga: Mohammad Adib, Wujudkan Keadilan Lingkungan Lewat Antropologi Ekologi
Selain itu, BRIN juga berupaya mengembangkan varietas padi yang cocok untuk lahan-lahan marginal di luar Pulau Jawa, seperti lahan rawa dan lahan kering.
“Sekitar 60 persen produksi beras nasional masih terpusat di Pulau Jawa. Padahal banyak wilayah di luar Jawa yang memiliki potensi pertanian yang belum tergarap optimal,” tambah dia.
Harapan ke depan, riset pemuliaan tanaman terus mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta. Dukungan yang diperlukan adalah terhadap pendanaan yang berkelanjutan, akses terhadap fasilitas penelitian seperti kebun percobaan, serta kolaborasi dengan berbagai pihak agar inovasi yang dihasilkan dapat segera diimplementasikan.
Ia menjelaskan, pemuliaan tanaman bukan sekadar upaya peningkatan produksi, tetapi juga strategi adaptasi terhadap perubahan iklim dan dinamika kebutuhan pangan masyarakat. Dengan sinergi antara riset, kebijakan, dan implementasi di lapangan, Indonesia dapat mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan dan mandiri. [WLC02]
Sumber: BRIN
Discussion about this post