Wanaloka.com – Adopsi boneka arwah (spirit doll) sedang jadi tren. Bermula postingan foto selebritas Ivan Gunawan bersama dua boneka arwahnya di akun Instagramnya sejak Desember 2021. Dia memberi nama, memakaikan baju, dan memperlakukan kedua boneka itu seperti bayi manusia.
Menurut pemerhati budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (FIB UNS) Surakarta, Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si, fenomena boneka arwah bukanlah hal baru di Indonesia. Dalam mitologi Jawa, boneka biasa digunakan menjadi media visual untuk berdialog dengan entitas arwah.
“Masyarakat di Jawa percaya Jalangkung atau Nini Thowong bisa mendatangkan arwah,” kata Tundjung dalam laman uns.ac.id, Selasa, 4 Januari 2022.
Baca Juga: Ingin Tahu Jenis dan Tipe Warna Kulitmu? Simak Penjelasan Dokter Flandiana
Boneka arwah dalam kebudayaan Jawa divisualisasikan sebagai manusia. Oleh karenanya, boneka arwah memiliki bagian-bagian tubuh layaknya manusia. Semisal, bentuk Jalangkung berupa gayung atau alat mandi atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan sebutan siwur, bisa juga berbentuk pengaduk sayur atau irus yang sama-sama terbuat dari batok kelapa. Batok kelapa dianggap sebagai bagian kepala, sedangkan bagian batang diberi ragangan kayu yang difungsikan sebagai tangan.
Boneka-boneka itu juga diberi kain untuk bajunya. Jalangkung dipersonifikasi sebagai figur laki-laki. Sedangkan boneka arwah yang dipersonifikasi sebagai perempuan disebut dengan Nini Thowong atau Nini Thowok.
Dalam kebudayaan Cina juga dikenal boneka arwah bernama Ca Lai Gong yang juga dipercaya menghadirkan arwah. Tak hanya boneka, sejumlah tradisi seni pertunjukkan di Jawa juga ada yang diyakini bisa menghadirkan roh. Seperti Jathilan, Sintren, Jaran Kepang dan sebagainya.
Dianggap bisa datangkan arwah
Dalam khasanah kebudayaan Jawa, boneka arwah dijadikan media untuk mengetahui hal-hal gaib yang berada di luar kemampuan kesadaran manusia. Misalnya, dalam permainan Jalangkung, arwah yang datang bisa ditanya siapa namanya, kapan meninggalnya, dan memberikan informasi terhadap sesuatu yang akan terjadi. Tidak sedikit yang menggunakan Jalangkung untuk permainan iseng kala bulan purnama.
Bahkan, boneka arwah juga bisa digunakan untuk menyakiti orang. Dalam praktik santet dan teluh, bagian tubuh boneka arwah bisa direkayasa untuk menyakiti orang yang dijadikan target.
“Misalnya bagian jantung boneka ditusuk, kemudian jantung orang yang jadi sasaran juga akan tersakiti,” imbuhnya.
Baca Juga: Pria Bisa Idap Tumor Payudara, Kandungan Ubur-ubur Diteliti sebagai Obat Kanker Payudara
Ia menerangkan, jika boneka arwah seperti Jalangkung ingin dimainkan, maka pemainnya harus lebih dari satu orang. Salah satu pemain bertugas sebagai pemanggil atau orang yang menghantarkan kehadiran arwah. Pemain lainnya bertugas memegangi boneka arwah agar tetap berdiri.
“Namun ketika berkomunikasi menggunakan isyarat tulisan. Tidak dapat dialog secara audiovisual antara arwah dengan pembuat atau pemiliknya,” ujar Tundjung.
Discussion about this post