Mitigasi bencana longsor
Bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor, Wahyu menyampaikan ada beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk menyelamatkan diri, yaitu dengan mengenali dan memahami risiko yang ada di sekitar, baik untuk warga asli ataupun warga pendatang.
Kemudian melakukan identifikasi daerah yang aman dan tidak terisolasi, jalur yang paling aman, dan terpendek menuju lokasi tersebut.
Apabila terjadi tanda-tanda longsor ataupun hujan tidak deras, tetapi berlangsung cukup lama, sebaiknya bisa melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang aman. Apabila akan berteduh atau berhenti istirahat, pilihlah tempat yang aman dari potensi kejadian longsor.
Baca juga: Status HGB di Perairan Sidoarjo dan SHM di Bekasi Versi Menteri ATR dan Komisi IV
Adapun tanda-tanda kawasan rawan longsor yang bisa dikenali masyarakat, antara lain terjadi retakan tanah, miringnya tiang atau pohon, serta struktur bangunan yang sudah tidak sempurna. Selain itu kemunculan mata air yang keruh di kaki lereng, bahkan ada guguran tanah atau batuan di lereng.
“Biasanya akan ada getaran serta gemuruh untuk longsor yang cukup besar,” ungkap dia.
Untuk mengantisipasi terjadinya korban kejadian longsor ini, menurut Wahyu sudah banyak alat deteksi peringatan dini yang dikembangkan. Salah satunya dari UGM yang sudah diimplementasikan di berbagai wilayah Indonesia. Sistem EWS ini juga sudah distandarkan menjadi SNI 8235:2017 tentang Sistem Peringatan Dini Gerakan Tanah dan ISO 22328-2:2024 Guidelines for the implementation of a community-based early warning system for landslides.
Baca juga: Kata Pakar Kelautan dan Pakar Hukum Agraria Soal HGB di Laut
Yang tidak kalah penting, pemerintah dan masyarakat juga mengikuti informasi dari BMKG yang secara rutin sudah menginfokan tentang prediksi curah hujan yang tinggi untuk beberapa wilayah di Indonesia sebagai peringatan bagi semua. Apalagi Badan Geologi juga sudah menginformasikan peta ancaman kejadian longsor tiap bulannya ke tiap-tiap daerah.
Namun demikian tantangan yang ada adalah bagaimana menginformasikan peringatan tersebut dapat sampai pada semua warga yang berisiko terjadi longsor.
“Saya kira bagaimana pemerintah daerah mampu merespon terhadap informasi tersebut dengan cepat, tepat dan dalam rentang waktu yang sesuai. Perlu kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, swasta, media massa dan akademisi untuk mitigasi ini,” kata dia. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post