Senin, 27 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Wahyu Wilopo, Mata Air Keruh Muncul di Kaki Lereng Jadi Penanda Rawan Longsor

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk menyelamatkan diri, yaitu mengenali dan memahami risiko di sekitar.

Minggu, 26 Januari 2025
A A
Pakar Geologi UGM, Prof. Wahyu Wilopo. Foto Dok. Academia.

Pakar Geologi UGM, Prof. Wahyu Wilopo. Foto Dok. Academia.

Share on FacebookShare on Twitter

Mitigasi bencana longsor

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor, Wahyu menyampaikan ada beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk menyelamatkan diri, yaitu dengan mengenali dan memahami risiko yang ada di sekitar, baik untuk warga asli ataupun warga pendatang.

Kemudian melakukan identifikasi daerah yang aman dan tidak terisolasi, jalur yang paling aman, dan terpendek menuju lokasi tersebut.

Apabila terjadi tanda-tanda longsor ataupun hujan tidak deras, tetapi berlangsung cukup lama, sebaiknya bisa melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang aman. Apabila akan berteduh atau berhenti istirahat, pilihlah tempat yang aman dari potensi kejadian longsor.

Baca juga: Status HGB di Perairan Sidoarjo dan SHM di Bekasi Versi Menteri ATR dan Komisi IV

Adapun tanda-tanda kawasan rawan longsor yang bisa dikenali masyarakat, antara lain terjadi retakan tanah, miringnya tiang atau pohon, serta struktur bangunan yang sudah tidak sempurna. Selain itu kemunculan mata air yang keruh di kaki lereng, bahkan ada guguran tanah atau batuan di lereng.

“Biasanya akan ada getaran serta gemuruh untuk longsor yang cukup besar,” ungkap dia.

Untuk mengantisipasi terjadinya korban kejadian longsor ini, menurut Wahyu sudah banyak alat deteksi peringatan dini yang dikembangkan. Salah satunya dari UGM yang sudah diimplementasikan di berbagai wilayah Indonesia. Sistem EWS ini juga sudah distandarkan menjadi SNI 8235:2017 tentang Sistem Peringatan Dini Gerakan Tanah dan ISO 22328-2:2024 Guidelines for the implementation of a community-based early warning system for landslides.

Baca juga: Kata Pakar Kelautan dan Pakar Hukum Agraria Soal HGB di Laut

Yang tidak kalah penting, pemerintah dan masyarakat juga mengikuti informasi dari BMKG yang secara rutin sudah menginfokan tentang prediksi curah hujan yang tinggi untuk beberapa wilayah di Indonesia sebagai peringatan bagi semua. Apalagi Badan Geologi juga sudah menginformasikan peta ancaman kejadian longsor tiap bulannya ke tiap-tiap daerah.

Namun demikian tantangan yang ada adalah bagaimana menginformasikan peringatan tersebut dapat sampai pada semua warga yang berisiko terjadi longsor.

“Saya kira bagaimana pemerintah daerah mampu merespon terhadap informasi tersebut dengan cepat, tepat dan dalam rentang waktu yang sesuai. Perlu kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, swasta, media massa dan akademisi untuk mitigasi ini,” kata dia. [WLC02]

Sumber: UGM

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Kabupaten PekalonganPakar Geologi UGMProf. Wahyu WilopoRawan Longsor

Editor

Next Post
Ekspedisi di Antartika. Foto Dok. Alumni UGM.

Ekspedisi Antartika, Ungkap Kayu Usia 130 Tahun dan Batuan Tertua di Bumi

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media