Wanaloka.com – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyoroti kejadian bencana tahun 2023 yang didominasi bencana hidrometeorologi basah dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) 2024 pada 23-24 April 2024. Selain itu juga soal masih banyak daerah yang memiliki indeks risiko bencana tingkat tinggi.
Dalam Rakornas PB 2024, Ma’ruf menyampaikan lima butir arahan untuk mengurangi dampak dan risiko bencana yang semakin kompleks.
Pertama, Ma’ruf meminta untuk dikembangkannya industrialisasi penanggulangan kebencanaan melalui penerapan teknologi dan inovasi dengan manfaatkan perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Mirzam Abdurrachman, Erupsi Gunung Ruang Pernah Picu Tsunami Tahun 1871
“Teknologi kecerdasan buatan akan berguna untuk untuk memantau potensi bencana, mengembangkan sistem peringatan dini, meningkatkan kapasitas mitigasi bencana, serta meminimalisasi risiko bencana,” papar Ma’ruf dalam pidato pembukaan yang digelar di Pullman Grand Central Bandung, Rabu, 24 April 2024 dalam siaran tertulis BNPB.
Kedua, perlu dilakukan pemetaan risiko bencana secara tepat dan valid. Hasil dari pemetaan tersebut diintegrasikan dalam perencanaan dan implementasi terkait penataan ruang, lingkungan hidup, dan sumber daya alam.
“Ini penting untuk mengendalikan risiko bencana yang ada, sekaligus mengurangi timbulnya risiko bencana baru,” kata Ma’ruf.
Baca Juga: Hari Bumi 2024, Walhi Papua Serukan Bahaya Kerusakan Alam Papua
Ketiga, ia menekankan pelayanan kebencanaan dapat diperkuat. Upaya itu bisa dilakukan melalui penguatan kelembagaan BPBD baik dalam hal kewenangan, kompetensi sumber daya manusia, logistik, dan peralatan.
Keempat, ia meminta agar diterapkan kebijakan dan upaya pemulihan pascabencana. Ia pun mengingatkan agar dipastikan adanya pembagian peran antara pusat dan daerah secara proporsional, dalam rangka membangun ketangguhan dan kemandirian masyarakat dan mengurangi risiko bencana di masa yang akan datang.
Adapun arahan terakhir, Ma’ruf berpesan untuk dapat menyusun dan merencanakan pembiayaan kegiatan penanggulangan bencana secara integratif dan tidak tumpang tindih.
Baca Juga: Siti Rokhmawati, Bumi Sudah Sangat Tua Perlu Gerakan Jaga Bumi
Discussion about this post