Kamis, 19 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Akankah WWF ke-10 di Bali Menjadi Solusi Krisis Air Dunia?

World Water Forum akan digelar yang ke-10 kali. Apa saja yang akan dibahas untuk kelangsungan masa depan air bersih dunia?

Kamis, 25 April 2024
A A
Ilustrasi krisis air. Foto balouriarajesh/pixabay.com.

Ilustrasi krisis air. Foto balouriarajesh/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Indonesia diyakini akan memberi pengaruh besar terhadap pengambilan keputusan dan kebijakan tata kelola air untuk kepentingan global. Gelaran World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan dilaksanakan pada 18-25 Mei 2024 mendatang di Bali ditengarai menjadi momentum untuk memastikan seluruh dunia bergerak bersama menjaga keberlangsungan sumber daya air untuk kehidupan manusia.

“Sejak awal di berbagai forum, Indonesia konsisten mendorong persoalan air untuk dibahas di level tertinggi. Harus ada dorongan kuat dari para pengambil kebijakan,” klaim Wakil Ketua Sekretariat Panitia Nasional WWF ke-10 sekaligus Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja dalam siaran pers yang dilansir dari World Water Forum Pedia di Jakarta, Rabu, 24 April 2024.

Indonesia membawa tiga misi khusus untuk disepakati dalam pertemuan di Bali nanti. Pertama, pendirian pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim (Center of Excellence (COE) on Water and Climate Resilience). Kedua, pengarusutamaan pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil (Integrated Water Resources Management/IWRM on Small Islands). Ketiga, kegiatan rutin World Lake Days (Hari Danau Sedunia).

Baca Juga: Mitigasi Dampak Erupsi Gunung Ruang Dilarang Masuk Kampung Pumpente dan Laingpatehi

“Karena danau menjadi salah satu sumber baku, energi bahkan pengendali banjir,” ujar Endra.

Terkait usulan pendirian COE on Water and Climate Resilience, bertujuan untuk menghadapi masalah tata kelola air akibat perubahan iklim.

“COE ini jawaban dari tantangan iklim yang dihadapi sekarang di dunia,” ujar Endra.

Dalam pendirian COE, Indonesia akan menyasar penguatan kerja sama Selatan-Selatan atau South-South Cooperation (SSC). Selain itu, negara-negara Selatan yang memiliki masalah terkait banjir, sedimen akibat erupsi yang merusak sungai, dan masalah pengelolaan air lainnya akan saling mengedukasi, bertukar pikiran, serta berbagi pengalaman untuk mencari solusi terbaik yang dapat diimplementasikan melalui COE.

Baca Juga: KKP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Lobster

Endra menyoroti keberadaan Sabo Training Center yang berlokasi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dapat menjadi bagian dari COE ke depan. Lewat pengembangan sabo, Endra meyakini Yogyakarta dapat menjadi tempat belajar bagi negara-negara Selatan terkait tata kelola air dan ketahanan iklim.

“Kami harapkan, tidak terlalu lama sesudah WWF, mungkin setahun setelah WWF, Centre of Excellence ini sudah terwujud,” kata Endra.

“Hydro-Diplomacy” Indonesia

Menurut Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali, hydro-diplomacy adalah pendekatan diplomasi yang berfokus pada isu-isu terkait air dengan mengedepankan dialog persuasif yang solutif, termasuk untuk merespons masalah manajemen sumber daya air, pemerataan distribusi air, dan mitigasi bencana terkait air.

Baca Juga: Wapres Dorong Penanggulangan Bencana Lewat Kecerdasan Buatan

Isu lain yang juga dibahas melalui hydro-diplomacy adalah kerja sama lintas batas dan pembiayaan yang saling memberikan manfaat terkait air.

“Melalui hydro-diplomacy, Indonesia berusaha untuk memfasilitasi dialog antarnegara atau antarpemerintah melalui upaya berbagi ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengalaman terkait manajemen sumber daya air, serta mendorong kerja sama sinergis dalam upaya penyelesaian konflik terkait air di berbagai wilayah,” kata dia, Rabu, 24 April 2024.

Beberapa kerja sama konkret yang ingin dicapai Indonesia melalui hydro-diplomacy dan WWF ke-10, antara lain mendorong negara-negara untuk berbagi dan mengadopsi praktik terbaik dalam manajemen sumber daya air dan mitigasi bencana terkait air serta membangun kapasitas dalam hal pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan inklusif.

Baca Juga: Mirzam Abdurrachman, Erupsi Gunung Ruang Pernah Picu Tsunami Tahun 1871

Indonesia pun mendorong investasi dan teknologi baru dalam pengelolaan air yang efisien dan berkelanjutan. Juga memperkuat kerja sama regional dan global dalam penyelesaian konflik terkait air dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terkait air.

“Indonesia berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendukung solusi terkait air di tingkat global, dan melalui partisipasinya dalam WWF. Indonesia berharap dapat memperkuat kolaborasi antarnegara dan memajukan agenda air global untuk kesejahteraan bersama,” tutur Firdaus.

Pemantauan Kualitas Air Jadi Bahasan

Salah satu isu kunci yang diusung pada WWF ke-10 adalah Water Quality Assessment dan Ecosystem Health. Indonesia akan memaparkan sistem pemantauan kualitas air, salah satunya Onlimo yang digunakan untuk penghitungan Indeks Kualitas Air.

Baca Juga: Hari Bumi 2024, Walhi Papua Serukan Bahaya Kerusakan Alam Papua

Topik ini jadi bahasan mengingat Indonesia sudah melakukan berbagai upaya peningkatan, seperti pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) komunal dan unit usaha kecil serta ekoriparian.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memastikan pemantauan kualitas air di Tanah Air memiliki jangkauan yang luas sebanyak 15.065 titik pemantauan tersebar. Sistem pemantauan menjadi salah isu pembahasan dalam WWF ke-10 mendatang.

“Jadi untuk Indeks Kualitas Air kita punya data 15.065 titik, barangkali belum ada di Indonesia yang seekstensif ini pengukuran untuk kualitas air,” kata Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro dalam rapat teknis Festival Pengendalian Lingkungan 2024 di Jakarta, Selasa, 23 April 2024.

Baca Juga: Siti Rokhmawati, Bumi Sudah Sangat Tua Perlu Gerakan Jaga Bumi

Titik pemantauan itu dilakukan melalui kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Data pemantauan kualitas lingkungan yang berasal dari pemerintah daerah meningkat pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Meliputi provinsi meningkat 2,12 persen dari 2022 serta kabupaten dan kota naik 5,37 persen dari periode tahun sebelumnya.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: IPALketahanan airkrisis airpemantauan kualitas airsumber daya airtata kelola airWorld Water ForumWWF ke-10

Editor

Next Post
Simulasi kesiapsiagaan bencana gempa bumi dalamHKB 2024. Foto Dok. BNPB.

HKB 2024, Penanggulangan Bencana Menjadi Superprioritas

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media