Senin, 27 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Aneka Inovasi Limbah Mahasiswa KKN Unair dari Kulit Jeruk hingga Popok Bayi

Mahasiswa KKN Unair melakukan beragam inovasi untuk mengurangi limbah rumah tangga. Mereka mengolah kembali sehingga dapat bermanfaat kembali.

Selasa, 21 Februari 2023
A A
Menyulap limbah popok bayi menjadi pot tanaman hasil edukasi mahasiswa KKN Unair. Foto unair.ac.id.

Menyulap limbah popok bayi menjadi pot tanaman hasil edukasi mahasiswa KKN Unair. Foto unair.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Sejumlah upaya mengurangi volume sampah untuk mencegah emisi karbon dilakukan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Bahkan mereka juga mengolah limbah sampah agar bisa dimanfaatkan kembali, bahkan mempunyai nilai ekonomis untuk menambah penghasilan warga. Sasaran edukasi pun tak hanya para orang tua. Melainkan juga anak-anak usia SMP dan sekolah dasar. Inovasi program KKN yang mereka lakukan sekaligus upaya mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Deveopment Goals/SDGs).

Apa sajakah inovasi mahasiswa Unair tersebut?

Kulit Jeruk Nipis Jadi Bahan Makanan

Kulit jeruk nipis merupakan limbah dari produk industri perkebunan jeruk nipis di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Lantaran sekadar dibuang, limbah kulit jeruk nipis pun menyebabkan polusi lingkungan.

Dosen dan mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair yang melakukan pengabdian masyarakat di Desa Bolo, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik memulai dengan penyuluhan penerapan zero waste untuk limbah kulit jeruk nipis. Kegiatan tersebut melibatkan tiga program studi, yaitu program studi rekayasa nanoteknologi, teknik industri, dan teknologi sains data.

Baca Juga: Ini Empat Tugas Kemenparekraf untuk Mengatasi Sampah di Destinasi Wisata

Program itu dilakukan dengan mengumpulkan limbah kulit jeruk nipis dari rumah tangga dan bisnis lokal. Kemudian diolah menjadi bubuk kulit jeruk nipis. Hasilnya digunakan untuk bahan masakan yang dicampur dalam teh (infuse tea).

“Ide program ini muncul untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah di masyarakat,” tutur dosen Rekayasa Nanoteknologi FTMM, Ilma Amalina, 19 Februari 2023.

Selain itu juga untuk mendukung kegiatan SDGs, khususnya poin 8 tentang Pekerjaan layak dan Pertumbuhan Ekonomi dan poin 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).

Baca Juga: HPSN 2023, Ini Tahapan Mencapai Zero Waste Zero Emission hingga 2050

“Keberhasilan program ini tidak hanya mengurangi limbah (zero waste) dan polusi lingkungan, tetapi juga menghasilkan pendapatan bagi warga lokal dengan mendukung terciptanya bisnis UMKM,” papar Ilma.

Olah Eco Enzyme Jadi Sabun Cuci Piring

Kediri menjadi salah satu penghasil sampah terbanyak di Jawa Timur, yakni mencapai 3.500 m² perhari. Warga desa pun kerap membuang sampah ke lahan kosong yang bukan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Akibatnya, terjadi penimbunan sampah yang berdampak buruk pada lingkungan.

“Sampah yang tidak tertangani Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terhitung 3.000 m². Tentu, ini berpotensi terjadi pencemaran lingkungan hingga bencana,” kata Penanggung jawab kegiatan Diva Adinda Purnamasari, 27 Januari 2023.

Baca Juga: Lima Media Berkolaborasi Liputan Dugaan Kejahatan Lingkungan di Bentang Batang Toru

Mahasiswa KKN Unair menginisisi pelatihan pembuatan eco enzyme untuk memanfaatkan sampah dapur rumah tangga di Desa Punjul, Kabupaten Kediri. Eco enzyme merupakan larutan zat organik dari proses fermentasi sisa sampah organik, gula, dan air. Pelatihan itu bertujuan untuk memanfaatkan sampah dapur guna mengurangi sampah di Desa Punjul. Sasaran peserta pelatihan adalah anggota PKK sebagai perwakilan ibu rumah tangga desa.

Farrel Christian Tomo selaku pemateri menjelaskan, bahan-bahan pembuatan eco enzyme berasal dari limbah sayur dan buah-buahan yang tidak keras, tidak berlemak, dan tidak termasak. Limbah tersebut dicampur dengan gula merah dan air. Rasio perbandingannya 10:3:1.

“Setelah cairan eco enzyme dibiarkan selama 3 bulan, hasil akhirnya dapat menjadi produk lain yang layak guna,” kata Farel.

Baca Juga: Gempa Terkini Guncang Kota Ondong Kepulauan Sitaro Sulut

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: eco enzymeKuliah Kerja Nyatakulit jeruk nipispopk bayisampah anorganikSustainable Deveopment GoalsUnairzero waste

Editor

Next Post
Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.

Di mana Ada Sungai, Di sana Ada Sampah Plastik

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media