Wanaloka.com – Musim kemarau 2023 diprakirakan akan dimulai pada April-Mei mendatang dan puncaknya pada bulan September. Potensi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin tinggi, terutama di daerah yang memiliki kawasan hutan dan lahan gambut. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan pemerintah daerah untuk waspada dan siap-siaga menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Pemerintah daerah harus bersiap, masyarakat pun perlu diedukasi dan diberi sosialisasi agar melakukan pencegahan dan antisipasi dengan tidak melakukan pembakaran sembarangan,” papar Dwikorita di ruang monitoring Climate Early Warning BMKG, 25 Januari 2023. Menkopolhukam Mahfud MD dan Menteri KLHK Siti Nurbaya tengah berkunjung untuk melakukan monitoring iklim untuk mendukung pengendalian karhutla.
Baca Juga: Upaya Keluarkan Hutan Hujan Tropis Sumatera TNGL dari Daftar Dalam Bahaya UNESCO
Berdasarkan prediksi BMKG, setelah selama tiga tahun terakhir (2020, 2021, 2022) berlangsung La Nina dimana kondisi curah hujan di atas normal, tahun ini terdapat potensi penurunan curah hujan. Kondisi La Nina makin melemah dan transisi menuju kondisi netral. Dengan demikian, potensi terjadi peningkatan karhutla seperti yang terjadi pada 2019.
BMKG bersama BNPB, BPBD, TNI/Polri, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, pemerintah provinis, dan pemerintah kabupaten setempat terus berkoordinasi untuk menyiapkan berbagai langkah antisipasi dan persiapan. Juga peringatan dini menghadapi karhutla, termasuk menyiapkan skenario operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Baca Juga: Kolaborasi Teknologi dan Seni Hasilkan Kaki Buatan yang Fleksibel
Discussion about this post