Wanaloka.com – Sejak tahun 2022, pengelolaan perizinan air tanah yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dimandatkan kepada Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat selama kurun waktu 2023, Badan Geologi telah melakukan kegiatan sosialisasi perizinan air tanah di beberapa lokasi di Indonesia.
“Ada sosialisasi perizinan air tanah secara luring (offline) di 19 lokasi, yaitu Jakarta, Surabaya, Bali, Ngawi, Padang, Jambi, Madiun, Blitar, Tuban, Mojokerto, Boyolali, Semarang, Kuningan, Garut, Serang, Bandung, Bogor, Pangkal Pinang dan Malang,” tutur Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid dalam konferensi pers Capaian Kinerja Badan Geologi Tahun 2023 dan Rencana Tahun 2024 di Bandung pada 19 Januari 2024.
Selain melakukan sosialisasi, Badan Geologi juga telah memproses perizinan air tanah sebanyak 8.047 izin. Penyelidikan air tanah juga terus dilakukan yang menghasilkan 27 rekomendasi. Juga melakukan pembangunan Jaringan Pemantauan Air Tanah di tiga cekungan air tanah.
Baca Juga: Agus Maryono, Kelola Air Hujan Menjadi Air Bersih untuk Atasi Krisis Air
“Total permohonan Izin Pengusahaan Air Tanah (oss.go.id) pada tahun 2023 mencapai 8.047. Dari sejumlah itu, 7.910 di antaranya sudah diproses, 137 dalam proses dan 2.707 usulan izin ditolak,” jelas Wafid.
Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Ediar Usman menambahkan, Kementerian ESDM telah mengeluarkan regulasi terkait pengelolaan air tanah untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif eksploitasi air tanah yang berlebihan.
“Pengaturan air tanah untuk melindungi masyarakat dari eksploitasi air tanah yang berlebihan. Kami perlu kendalikan, kami harus betul-betul memperhatikan cadangan yang ada,” kata Ediar.
Baca Juga: Status Gunung Lewotobi Laki-laki Turun Menjadi Siaga
Di wilayah dengan cadangan kritis, Ediar menyarankan agar industri besar tidak memanfaatkan air tanah. Melainkan memanfaatkan air permukaan, seperti air danau dan sungai agar kebutuhan masyarakat terlindungi.
“Cadangan air tanah yang terambil dari dalam akan memerlukan proses yang lama untuk terisi Kembali, bisa ratusan atau jutaan tahun. Jadi kalau diambil tidak cepat itu pengisiannya, makanya sekarang ada regulasi untuk mengaturnya untuk mencegah defisitnya terlalu jauh,” kata Ediar.
Sebaran 47 Komoditas Mineral Kritis
Sementara dalam pencarian sumber daya alam (Geo-Resources), Badan Geologi pada tahun 2023 berhasil mengidentifikasi sebaran 47 komoditas mineral kritis dan strategis untuk mendukung transisi energi dan pengembangan energi hijau. Dalam proses pengungkapan mineral kritis, lembaga ini melakukan kegiatan kolaborasi dengan berbagai institusi di luar negeri, di antaranya Korea Institute of Geoscience.
Discussion about this post