Wanaloka.com – Banjir dan tanah longsor meluas dari 4 kabupaten menjadi 11 kabupaten/kota di Sumatera Utara, Rabu, 26 November 2025. Tercatat ada 86 bencana yang meliputi 59 tanah longsor, 21 banjir, 4 pohon tumbang, dan 2 puting beliung. Bencana ini menyebabkan 24 orang tewas dan 5 orang lainnya masih dalam pencarian.
Sebelumya, daerah terdampak meliputi Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan. Meluas hingga Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Nias, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Padangsidimpuan. Sementara hujan lebat diperkirakan masih berlangsung 4-7 hari ke depan.
“Sejumlah daerah dengan dampak terbesar meliputi Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Pakpak Bharat, dan Tapanuli Tengah,” terang Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Ferry Walintukan, Rabu, 26 November 2025.
Baca juga: Sanitasi Buruk di Indragiri Hulu, Ratusan Warga ISPA hingga Lima Anak Meninggal Terjangkit Flu Babi
Di Kabupaten Tapanuli Selatan ada 20 bencana dengan total 49 korban dan 1 warga belum ditemukan. Di Kota Sibolga ada 12 korban jiwa. Tim SAR gabungan terus menyisir area longsor yang dinilai masih berpotensi bergerak akibat hujan lanjutan.
Ada pula laporan potensi longsor susulan di sejumlah daerah berbukit seperti Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, dan Mandailing Natal.
“Sampai saat ini, Tapanuli Tengah dan Sibolga terisolir total, karena akses ke sana terputus,” kata Gubernur Sumut Muhammad Bobby Affif Nasution dalam rapat koordinasi yang diunggah melalui akun Instagram @bobbynst, Kamis, 27 November 2025.
Dalam pertemuan tersebut, ia menyatakan akan memfokuskan pada pembukaan akses jalan menuju Tapanuli Tengah dan Sibolga agar proses evakuasi dan pengiriman logistik bisa dilakukan. Sementara Langkah awal adalah mengirimkan logistik melalui jalur udara dengan pesawat Hercules.
“Untuk mengantisipasi pemenuhan logistik yang sudah menipis di sana,” imbuh dia.
Sementara Ferry menyatakan pihaknya berfokus pada upaya menyelamatkan warga, melakukan evakuasi, dan membuka akses jalan yang tertutup material longsor.
Polda Sumut juga mengirimkan bantuan berupa alat komunikasi berupa 50 handy talkie, 2 unit mobil repeater atau penguat sinyal, 1 unit mobil untuk komunikasi satelit, dan 1 Starlink atau internet berbasis satelit ke wilayah banjir dan longsor di Sibolga. Sebab, jaringan listrik, internet maupun komunikasi sulit di lokasi akibat bencana.
“Akibat jaringan internet susah, laporan kondisi terkini di lokasi sulit diterima dari Sibolga ke Medan, sebagai pusat administrasi pemerintahan,” kata Ferry.






Discussion about this post