Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Banyu Panguripan, Kearifan Lokal Masyarakat Kudus Melestarikan Sumber Air

Selasa, 17 Oktober 2023
A A
Ilustrasi telaga mata air. Foto wanaloka.com.

Ilustrasi telaga mata air. Foto wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Dunia akan menghadapi krisis air bersih. Masyarakat di sejumlah daerah telah melakukan persiapan untuk menghadapi krisis tersebut jauh hari dengan kearifan lokalnya. Salah satunya budaya masyarakat Kudus, Jawa Tengah yang menerapkan kearifan lokal “banyu panguripan”.

Adalah penelitian mahasiswa UGM dalam rangka Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2023 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk melihat peran kearifan lokal “banyu penguripan” menjadi solusi konkret yang berkelanjutan. Tim peneliti terdiri dari Tiyo Ardianto (Filsafat, 2021), Devina Ocsanda (Arkeologi, 2020), Adelin Gusman Munir (Pembangunan Wilayah, 2021), dan Nurma Aisyah (Sastra Jawa, 2021) yang didampingi Dosen Sartini.

Observasi penelitian dilakukan pada 17—18 Juli dan 1—3 September 2023 di 14 belik dan sendang di sekitar Kudus serta beberapa lembaga terkait. Dalam observasi tersebut, tim penelitian bertemu dengan juru pelihara, tokoh masyarakat, sejarawan, juga pihak pengelola Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, Perumda Tirta Muria (PDAM), Pemerintah Desa Menawan, serta Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Kudus.

Baca Juga: UGM Jadi Tuan Rumah Manajemen Kesehatan Bencana ASEAN

Selama observasi, tim penelitian menemukan, bahwa masyarakat Kudus memiliki hubungan yang sangat erat dengan air melalui cerita rakyat, kepercayaan, dan tradisi. Masyarakat memandang air adalah sesuatu yang suci, sebuah sumber kehidupan yang harus dilestarikan dengan penuh rasa hormat.

“Dalam kepercayaan masyarakat, belik dan sendang memiliki nilai spiritual dan keberkahan. Itu warisan leluhur dan akan diwariskan kepada generasi mendatang,” kata ketua tim, Tiyo.

Selain berpegang pada nilai spiritual, masyarakat juga menerapkan keilmuan melalui sistem pengelolaan air yang terstruktur dan berbasis pada prinsip berkelanjutan di beberapa belik dan sendang. Penerapan sistem tersebut ditemukan di Sendang Widodari di Menawan, Gebog, dan sendang Dewot di Wonosoco, Undaan.

Baca Juga: Jepang Buang Limbah Radiokatif ke Laut, DPR Waspadai Impor Seafood

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: banyu panguripanbelikkearifan lokalkrisis air bersihmasyarakat Kudussumber airTim PKM UGM

Editor

Next Post
Ilustrasi tenaga listrik ramah lingkungan. Foto PIRO4D/pixabay.com.

Kebijakan Baru Atur Kesiapan Sistem Kelistrikan Menerima Energi Terbarukan

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media