Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Banyu Panguripan, Kearifan Lokal Masyarakat Kudus Melestarikan Sumber Air

Selasa, 17 Oktober 2023
A A
Ilustrasi telaga mata air. Foto wanaloka.com.

Ilustrasi telaga mata air. Foto wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Dunia akan menghadapi krisis air bersih. Masyarakat di sejumlah daerah telah melakukan persiapan untuk menghadapi krisis tersebut jauh hari dengan kearifan lokalnya. Salah satunya budaya masyarakat Kudus, Jawa Tengah yang menerapkan kearifan lokal “banyu panguripan”.

Adalah penelitian mahasiswa UGM dalam rangka Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2023 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk melihat peran kearifan lokal “banyu penguripan” menjadi solusi konkret yang berkelanjutan. Tim peneliti terdiri dari Tiyo Ardianto (Filsafat, 2021), Devina Ocsanda (Arkeologi, 2020), Adelin Gusman Munir (Pembangunan Wilayah, 2021), dan Nurma Aisyah (Sastra Jawa, 2021) yang didampingi Dosen Sartini.

Observasi penelitian dilakukan pada 17—18 Juli dan 1—3 September 2023 di 14 belik dan sendang di sekitar Kudus serta beberapa lembaga terkait. Dalam observasi tersebut, tim penelitian bertemu dengan juru pelihara, tokoh masyarakat, sejarawan, juga pihak pengelola Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, Perumda Tirta Muria (PDAM), Pemerintah Desa Menawan, serta Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Kudus.

Baca Juga: UGM Jadi Tuan Rumah Manajemen Kesehatan Bencana ASEAN

Selama observasi, tim penelitian menemukan, bahwa masyarakat Kudus memiliki hubungan yang sangat erat dengan air melalui cerita rakyat, kepercayaan, dan tradisi. Masyarakat memandang air adalah sesuatu yang suci, sebuah sumber kehidupan yang harus dilestarikan dengan penuh rasa hormat.

“Dalam kepercayaan masyarakat, belik dan sendang memiliki nilai spiritual dan keberkahan. Itu warisan leluhur dan akan diwariskan kepada generasi mendatang,” kata ketua tim, Tiyo.

Selain berpegang pada nilai spiritual, masyarakat juga menerapkan keilmuan melalui sistem pengelolaan air yang terstruktur dan berbasis pada prinsip berkelanjutan di beberapa belik dan sendang. Penerapan sistem tersebut ditemukan di Sendang Widodari di Menawan, Gebog, dan sendang Dewot di Wonosoco, Undaan.

Baca Juga: Jepang Buang Limbah Radiokatif ke Laut, DPR Waspadai Impor Seafood

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: banyu panguripanbelikKearifan Lokalkrisis air bersihmasyarakat Kudussumber airTim PKM UGM

Editor

Next Post
Ilustrasi tenaga listrik ramah lingkungan. Foto PIRO4D/pixabay.com.

Kebijakan Baru Atur Kesiapan Sistem Kelistrikan Menerima Energi Terbarukan

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media