Baca Juga: Tiga Penyebab Longsor Natuna, 100 KK Korban Longsor Pulau Serasan Direlokasi
“Sekitar jam 17.39 WIB, Tim Seksi Konservasi Wilayah V Sipirok mendengar langsung auman harimau sebanyak 3 kali dan kiukan harimau sebanyak 6 kali dalam durasi waktu lebih kurang 35 menit,” sebut Ambet P Harianja, TPHL SKW V Sipirok.
Hasil penelusuran di lapangan, harimau diperkirakan masih bertahan di lembah sungai Aek Parngirkiran di sempadan sungai, dan juga berpindah-pindah tempat denhan jarak yang tidak terlalu jauh.
Analisis SKW V Sipirok menyebutkan selain Desa Lantosan Rogas, terdapat lima desa lainnya di Kabupaten Padang Lawas Utara, terdampak konflik dengan Harimau Sumatera ini. Desa Parngirkiran di Kecamatan Hulu Sihapas, Desa Balakka Sipunggur, Kecamatan Hulu Sihapas, Desa Gariang, Kecamatan Padang Bolak Julu, Desa Saudori, Kecamatan Padang Bolak Julu, dan Desa Simaninggir, Kecamatan Hulu Sihapas.
Baca Juga: Kemenparekraf Susun Pedoman Pariwisata Aman untuk Mitigasi Bencana
SKW V Sipirok bersama Muspika Angkola Timur, memberikan sosialisasi pencegahan konflik dengan harimau, di antaranya agar warga membatasi kegiatan, dan meminta warga tetap waspada. Konflik harimau dengan warga Desa Lantosan Rogas hingga kini masih dimonitoring SKW V Sipirok. [WLC01]
Sumber: KSDAE KemenLHK
Discussion about this post