“Pospenas (Pos Pendamping Nasional) mencatat terjadi penurunan jumlah pengungsi dari hari sebelumnya, Sabtu, 13 Desember 2025,” katanya.
Penurunan jumlah pengungsi warga terdampak bencana Sumatra, di antaranya penyintas yang sebelumnya berada di lokasi pengungsian pindah ke pengungsian mandiri, seperti ke rumah keluarga-kerabat, mereka masih tercatat sebagai pengungsi.
“Mereka tetap didukung dengan bantuan makanan karena masih dikategorikan sebagai pengungsi mandiri,” tegas Abdul.
Relokasi Warga Kota Sibolga
BNPB bersama Pemerintah Kota Sibolga mulai merancang relokasi warga terdampak banjir bandang dan longsor di Sibolga, Sumatra Utara. Bencana air bah dan longsor melanda Kecamatan Sibolga Utara, Sibolga Selatan, Sibolga Sambas, dan Kecamatan Sibolga Kota. Musibah ini menewaskan 54 orang (data sementara).
Abdul Muhari mengatakan, langkah pemulihan jangka panjang mulai dijalankan. BNPB bersama pemerintah daerah meninjau lahan seluas tiga hektar diperuntukkan pembangunan hunian tetap (huntap) bagi warga terdampak, di JalanSudirman Parombunan, Sibolga Selatan
Kondisi saat ini penanganan darurat dampak bencana, pemulihan layanan dasar terus berlangsung dan diperluas, seperti aliran listrik, distribusi air PDAM.
Baca juga: Hari HAM, Dua Warga Pembela Lingkungan Hidup di Poso dan Ketapang Dikriminalisasi
Ketersediaan bahan pokok di dapur umum, kata Abdul, tetap terjaga.
“BNPB memfasilitasi penyaluran air bersih ke-19 titik lokasi bagi warga yang belum mendapat layanan PDAM. Cadangan beras pemerintah sebanyak 26.219 Kg dan gudang Bulog 69.700 Kg siap didistribusikan untuk Kota Sibolga,” ujarnya.
Selain itu, tindakan normalisasi Sungai Aek Doras dan Aek Parira, dan pembersihan jalur jalan yang tertutup lumpur, serta membuka dapur umum di Kelurahan Simare-mare, dan Angin Nauli, Kecamatan Sibolga Utara, dan di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan.
Sektor ekonomi masyarakat menjadi fokus pemulihan pasca bencana.
“Perekonomian mulai berangsur pulih, meski harga sembako di pasar tradisional masih tinggi akibat pasokan yang belum normal. Pemerintah Kota Sibolga memperpanjangstatus tanggap darurat hingga 24 Desember 2025,” imbuh Abdul. [WLC01]






Discussion about this post