Wanaloka.com – Tiga perempuan dari komunitas Women Endurance Extra (WEE) tiba di acara pembukaan Pameran Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Minggu, 22 Juni 2025. Mereka mengayuh sepeda dari Bali ke Jakarta untuk mengampanyekan suara yang sama dengan tema acara itu: perang terhadap polusi plastik dan mendorong gaya hidup sehat serta ramah lingkungan.
Selama perjalanan lintas pulau ribuan kilometer itu, mereka berhenti di berbagai kota untuk melakukan edukasi masyarakat. Sekaligus menyampaikan misi, bahwa perempuan juga menjadi garda depan dalam upaya menyelamatkan lingkungan dan melawan pencemar.
“Kami bukan sekadar bersepeda. Kami membawa pesan penting ke seluruh penjuru tanah air. Hentikan polusi plastik, lawan pencemar, dan mari kita rebut kembali langit biru Indonesia,” tegas Trilara, pendiri WEE, disambut tepuk tangan peserta yang memadati area JICC.
Baca juga: Baru 19 Persen Wilayah di Indonesia Memasuki Musim Kemarau
Kedatangan mereka disambut langsung Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq yang membuka pameran.
Gaya hidup sadar lingkungan
Sebelumnya, Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (Pusdal LH) Bali dan Nusa Tenggara melepas tiga pesepeda perempuan asal Bali ini untuk menempuh perjalanan lebih dari 1.100 kilometer dari Denpasar menuju Jakarta, 16 Juni 2025. Pelepasan itu bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang mengangkat tema global “Ending Plastic Pollution” atau “Hentikan Polusi Plastik” yang ditandai dengan peluncuran kampanye nasional bertajuk “Less Plastic, More Oxygen – One Ride at a Time.”
Perjalanan ketiga pesepeda ini bukan hanya uji fisik. Namun juga simbol kuat gaya hidup rendah emisi dan ajakan kolektif untuk meninggalkan kebiasaan yang mencemari lingkungan, seperti penggunaan plastik sekali pakai dan ketergantungan pada kendaraan bermotor.
Baca juga: KKP Larang Jual Beli Pulau, Tapi Boleh Dimanfaatkan Pemodal Luar dan Dalam Negeri
“Bersepeda bukan hanya olahraga. Ini adalah pesan, perlawanan terhadap krisis lingkungan, dan ajakan hidup lebih sehat. Tiga nilai utama kami: ketahanan, kesederhanaan, dan keberlanjutan,” ujar Kepala Pusdal LH Bali dan Nusa Tenggara, Ni Nyoman Santi dalam seremoni pelepasan di Renon, Denpasar.
Selama tujuh hari perjalanan, sejak 16 hingga 22 Juni 2025, mereka akan mengayuh sepeda melintasi Pulau Jawa sambil menyuarakan pentingnya hidup ramah lingkungan. Mereka juga menggelar kampanye publik, edukasi terbuka, dan kolaborasi sosial di berbagai kota bersama pemerintah daerah dan komunitas lokal. Fokusnya adalah menyadarkan masyarakat bahwa perubahan besar bisa dimulai dari kebiasaan kecil, seperti bersepeda.
Kegiatan ini juga menjadi media untuk menyampaikan risiko akumulatif polusi plastik terhadap ekosistem darat dan laut. Juga dampak pencemaran udara yang kini telah menjadi bagian dari tiga krisis planet (triple planetary crisis), yakni krisis iklim, krisis polusi, dan krisis keanekaragaman hayati.
Baca juga: Ada Temuan Tujuh Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Sebagai bagian dari komitmen regional dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, hijau, dan berkelanjutan, kampanye ini terintegrasi dengan Gerakan Bali Bersih Sampah. Gerakan ini merupakan upaya nyata untuk mengatasi persoalan sampah, khususnya plastik sekali pakai, melalui pendekatan edukatif dan partisipatif yang melibatkan masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah daerah.
Semangat dari gerakan ini sejalan dengan pesan kampanye bersepeda, yakni mendorong gaya hidup yang lebih sadar lingkungan dan bebas dari sampah yang mencemari ruang hidup bersama.
Tiga perempuan yang mengayuh sepeda itu menjadi simbol keberanian dan kepemimpinan dalam kampanye ini. Mereka menegaskan bahwa aksi lingkungan adalah tanggung jawab bersama, tanpa batasan gender maupun usia. Simbol pakaian putih yang dikenakan oleh seluruh peserta pelepasan mencerminkan komitmen terhadap udara bersih dan kesederhanaan hidup.
Discussion about this post