Menurut Dwikorita, penguatan sistem dan pembangunan Gedung Pusat Multi Hazard Early Warning System itu juga merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana. Keberadaan Gedung Multi Hazard Early Warning System di Denpasar merupakan backup dari sistem yang ada di Kemayoran. Nantinya, otomatis mengambil alih peran apabila sewaktu-waktu terjadi gangguan atau kondisi darurat
Baca Juga: Riset CfDS UGM, 18 Persen Penyangkal Krisis Iklim dari Indonesia
“Groundbreaking ini membuktikan kesungguhan komitmen kami untuk terus meningkatkan ketangguhan Indonesia dalam menghadapi bencana, menguatkan manajemen penanganan bencana, dan meningkatkan kemampuan untuk mengantisipasi dan memitigasi bencana, untuk mengurangi risiko korban jiwa, kerusakan, dan kerugian materil yang lebih besar,” papar dia.
Selain itu, penambahan fasilitas tersebut juga menjadi bagian dari strategi dan lompatan besar BMKG dalam transformasinya dari World Class menjadi Global Player. Keberadaan sistem dan gedung tersebut, tambahnya, menjadi tolok ukur kesungguhan dan peran penting Indonesia dalam bidang Meteorologi Klimatologi serta Geofisika.
“Informasi dan data yang disediakan tidak bersifat lokal saja, tapi juga regional dan global. Saat ini, InaTEWS dipercaya utk memberikan Peringatan Dini Tsunami bagi 25 negara di sepanjang pantai Samudera Hindia dan 10 negara ASEAN. Tentunya ini akan dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan,” imbuh Dwikorita.
Baca Juga: Tiga Industri Strategis Incar Kekayaan Mineral Masa Depan
Ia berharap keberadaan Pusat Multi Hazard Early Warning System tersebut mampu memberikan informasi cepat dan akurat kepada masyarakat dan stakeholder terkait berbagai ancaman bencana alam yang mengintai masyarakat Indonesia. Mulai dari gempa bumi dan tsunami, cuaca ekstrem, hingga perubahan iklim.
“Informasi yang diterima nantinya oleh masyarakat menjadi acuan dalam melakukan mitigasi dan evakuasi sebelum bencana akan terjadi. Jadi dapat meminimalisir jumlah korban jiwa akibat gempa bumi dan tsunami,” ujar dia. [WLC02]
Sumber: BMKG
Discussion about this post