Wanaloka.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berbagi pengalaman dalam penanganan bencana alam seperti tsunami Aceh pada 2004, gempa di Yogyakarta 2006, gempa di Sulawesi Tengah 2018, dan gempa bumi di Cianjur pada 2022 dalam pertemuan pertama Forum G20 kelompok kerja pengurangan risiko bencana (Pokja PRB).
Forum G20 Pokja PRB ini hasil dari pertemuan dan pembicaraan yang dilakukan pada Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 di Bali tahun 2022, menghasilkan Bali Agenda for Resilience atau BAR.
Dalam ForumG2 Pokja PRB, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati mengajak perwakilan dari negara-negara untuk merujuk BAR dalam penanggulangan bencana.
Baca Juga: Protes Pembukaan Jalan Tambang Desa Wadas, Gempadewa: Hukum Masih Berproses
Dijelaskannya, bencana-bencana yang terjadi di Indonesia merupakan pelajaran kepada seluruh pihak, khususnya untuk pengurangan risiko bencana.
Raditya mengungkapka, Indonesia sebagai negara kepulauan, mengalami beberapa wake up call berupa gempa bumi besar dan tsunami, seperti Aceh tahun 2004, Yogyakarta tahun 2006, Sulawesi Tengah tahun 2018, dan gempa bumi Cianjur tahun 2022.
“Ada tiga hal yang Indonesia pelajari dari pengalaman-pengalaman tersebut, yaitu tata kelola, eksekusi, dan kemitraan. Indonesia juga menggarisbawahi pentingnya mengintegrasikan isu perubahan iklim dengan pengurangan risiko bencana untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan melalui semangat resiliensi berkelanjutan,” ungkap Raditya.
Discussion about this post