Cacing juga mulai diteliti lebih lanjut untuk aplikasi dalam industri farmasi dan kosmetik. Selain itu, cacing juga memiliki manfaat sebagai pengolah limbah organik. Dengan kemampuannya mendegradasi limbah seperti sampah rumah tangga, limbah pertanian, dan kotoran ternak, cacing membantu memproduksi kompos berkualitas tinggi serta mengurangi pencemaran lingkungan.
Baca juga: Biogas dari Kombinasi Kotoran Sapi dengan Ampas Kopi
Beberapa jenis cacing tanah yang populer dibudidayakan karena nilai ekonominya antara lain Lumbricus rubellus, Eisenia fetida (cacing merah), dan Perionyx excavatus (cacing kalung). Ketiganya dikenal karena kemampuan tinggi dalam pengomposan dan sebagai sumber pakan ternak.
Terkait budi daya cacing atau vermikultur, Tri Heru menjelaskan prosesnya relatif mudah dan tidak memerlukan lahan luas. Meliputi persiapan media organik, wadah budi daya, penyebaran bibit, pemberian pakan, perawatan media, hingga panen yang dapat dilakukan dalam waktu 2–3 bulan.
Potensi bisnis cacing tanah semakin dilirik masyarakat. Manfaatnya yang luas di berbagai sektor telah mendorong berkembangnya usaha budi daya cacing di Indonesia. Dengan dukungan edukasi dan pemerintah, peluang industri ini masih terbuka lebar. [WLC02]
Sumber: IPB Univeristy
Discussion about this post