Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Catatan Walhi, Bencana Ekologis di Jabodetabek Akibat Deforestasi dan Alih Fungsi Lahan

Walhi mendesak pemerintah membuat tim investigasi terhadap pelaku-pelaku perusahaan yang tidak patuh menjalankan kebijakan yang ada, sehingga keadilan dapat diwujudkan. Salah satu caranya dengan memenjarakan pelaku perusak alam.

Jumat, 7 Maret 2025
A A
Banjir di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, 4 Maret 2025. Foto Dok. BNPB.

Banjir di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, 4 Maret 2025. Foto Dok. BNPB.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menengarai banjir yang terjadi sejak awal Maret 2025 di Jabodetabek merupakan bencana ekologis. Terjadi akumulasi krisis ekologis yang disebabkan ketidakadilan dan gagalnya sistem pengelolaan sumber daya alam yang telah mengakibatkan hancurnya lingkungan, baik pemukiman maupun ekosistem yang ada.

Akibat deforestasi dan alih fungsi lahan

Faktor utama yang memperparah bencana ini adalah eksploitasi lingkungan yang tidak terkendali. Hutan di kawasan Puncak dan sekitarnya yang seharusnya menjadi daerah resapan air telah banyak berubah menjadi pemukiman, villa, serta destinasi wisata.

Dalam lima tahun terakhir, Walhi Jawa Barat mencatat tingkat kerusakan lingkungan di kawasan ini meningkat dari 45 persen menjadi 65 persen. Alih fungsi lahan ini sering kali terjadi, mengesampingkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta tanpa memperhatikan analisis dampak lingkungan (AMDAL) di kawasan rawan bencana.

Walhi Jawa Barat menyoroti banyak izin usaha properti dan wisata dikeluarkan tanpa pengawasan ketat. Selain itu, aktivitas pertambangan pasir dan batu ilegal semakin memperburuk kondisi tanah, membuatnya lebih rentan terhadap erosi dan longsor.

Kawasan Bogor (Puncak, Jonggol, Cikeas, Sentul, Hambalang, dan seterusnya) yang seharusnya menjadi daerah resapan air, telah beralih fungsi. Akibatnya, limpahan air banjir terus mengalir hingga membuat daerah Bekasi sampai Jakarta terdampak banjir.

Peristiwa ini terjadi semata-mata akibat kerusakan ekologis yang terjadi di kawasan Bogor, ditambah masifnya pembangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang. Dari citra satelit berkala yang dapat diakses publik secara luas, terlihat perubahan tutupan lahan di bagian selatan Jabodetabek yang mengakibatkan banjir kali ini menenggelamkan bagian selatan Jabodetabek. Padahal curah hujan harian 2025 belum sebesar curah hujan harian banjir besar pada 2020.

Dari citra satelit juga terlihat ada pertambangan karst atau batuan yang cukup luas di Kabupaten Bogor yang aliran sungainya mengarah ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bekasi. Bukaan lahan dari pertambangan ini sangat jelas terlihat dalam citra satelit berkala.

Manajer Kampanye Infrastruktur dan Tata Ruang Walhi Eksekutif Nasional, Dwi Sawung menyatakan banjir besar yang terjadi di Jabodetabek kali bukan hanya karena krisis iklim. Melainkan karena perubahan tata ruang, baik di hulu maupun di hilir DAS untuk kepentingan-kepentingan komersial jangka pendek tanpa memperimbangkan keselamatan dan lingkungan dalam jangka panjang.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: alih fungsi lahanbanjir Jabodetabekbencana ekologisDeforestasiWalhi

Editor

Next Post
Salah satu TPST di Kota Bandung. Foto Dok. ITB.

Yogyakarta dan Bandung Gandeng Kampus Atasi Masalah Pengelolaan Sampah

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media