Sabtu, 24 Mei 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Catatan Walhi, Bencana Ekologis di Jabodetabek Akibat Deforestasi dan Alih Fungsi Lahan

Walhi mendesak pemerintah membuat tim investigasi terhadap pelaku-pelaku perusahaan yang tidak patuh menjalankan kebijakan yang ada, sehingga keadilan dapat diwujudkan. Salah satu caranya dengan memenjarakan pelaku perusak alam.

Jumat, 7 Maret 2025
A A
Banjir di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, 4 Maret 2025. Foto Dok. BNPB.

Banjir di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, 4 Maret 2025. Foto Dok. BNPB.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menengarai banjir yang terjadi sejak awal Maret 2025 di Jabodetabek merupakan bencana ekologis. Terjadi akumulasi krisis ekologis yang disebabkan ketidakadilan dan gagalnya sistem pengelolaan sumber daya alam yang telah mengakibatkan hancurnya lingkungan, baik pemukiman maupun ekosistem yang ada.

Akibat deforestasi dan alih fungsi lahan

Faktor utama yang memperparah bencana ini adalah eksploitasi lingkungan yang tidak terkendali. Hutan di kawasan Puncak dan sekitarnya yang seharusnya menjadi daerah resapan air telah banyak berubah menjadi pemukiman, villa, serta destinasi wisata.

Dalam lima tahun terakhir, Walhi Jawa Barat mencatat tingkat kerusakan lingkungan di kawasan ini meningkat dari 45 persen menjadi 65 persen. Alih fungsi lahan ini sering kali terjadi, mengesampingkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta tanpa memperhatikan analisis dampak lingkungan (AMDAL) di kawasan rawan bencana.

Walhi Jawa Barat menyoroti banyak izin usaha properti dan wisata dikeluarkan tanpa pengawasan ketat. Selain itu, aktivitas pertambangan pasir dan batu ilegal semakin memperburuk kondisi tanah, membuatnya lebih rentan terhadap erosi dan longsor.

Kawasan Bogor (Puncak, Jonggol, Cikeas, Sentul, Hambalang, dan seterusnya) yang seharusnya menjadi daerah resapan air, telah beralih fungsi. Akibatnya, limpahan air banjir terus mengalir hingga membuat daerah Bekasi sampai Jakarta terdampak banjir.

Peristiwa ini terjadi semata-mata akibat kerusakan ekologis yang terjadi di kawasan Bogor, ditambah masifnya pembangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang. Dari citra satelit berkala yang dapat diakses publik secara luas, terlihat perubahan tutupan lahan di bagian selatan Jabodetabek yang mengakibatkan banjir kali ini menenggelamkan bagian selatan Jabodetabek. Padahal curah hujan harian 2025 belum sebesar curah hujan harian banjir besar pada 2020.

Dari citra satelit juga terlihat ada pertambangan karst atau batuan yang cukup luas di Kabupaten Bogor yang aliran sungainya mengarah ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bekasi. Bukaan lahan dari pertambangan ini sangat jelas terlihat dalam citra satelit berkala.

Manajer Kampanye Infrastruktur dan Tata Ruang Walhi Eksekutif Nasional, Dwi Sawung menyatakan banjir besar yang terjadi di Jabodetabek kali bukan hanya karena krisis iklim. Melainkan karena perubahan tata ruang, baik di hulu maupun di hilir DAS untuk kepentingan-kepentingan komersial jangka pendek tanpa memperimbangkan keselamatan dan lingkungan dalam jangka panjang.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: alih fungsi lahanbanjir Jabodetabekbencana ekologisdeforestasiWalhi

Editor

Next Post
Salah satu TPST di Kota Bandung. Foto Dok. ITB.

Yogyakarta dan Bandung Gandeng Kampus Atasi Masalah Pengelolaan Sampah

Discussion about this post

TERKINI

  • Rumah rusak akbat gempa bumi M6,3 di Bengkulu, 23 Mei 2025 dinihari. Foto Dok. BPBD Bengkulu.Gempa Bumi M6,3 Guncang Bengkulu, 34 Unit Bangunan Rusak
    In Bencana
    Jumat, 23 Mei 2025
  • Dampak puting beliung di Kabupaten Kuantan Sengigi, Riau, 21 Mei 2025. Foto BPBD Kuantan Sengigi.Dalam 24 Jam, Sebanyak 42 Bencana Hidrometeorologi Landa Tanah Air
    In Bencana
    Kamis, 22 Mei 2025
  • Pusat gempa dangkal 5,2 magnitudo yang mengguncang Kota Mataram, Lombok Barat, pada Minggu, 18 Mei 2025. Foto tangkap layar Google Earth berdasarkan koordinat gempa BMKG.Kota Mataram Diguncang Lindu 5,2 Magnitudo Dirasakan Skala III MMI
    In News
    Minggu, 18 Mei 2025
  • Ilustrasi manusia terdampak cuaca panas ekstrem. Foto Franz26/pixabay.com.Riset BRIN, Perubahan Iklim Picu Penyebaran Penyakit TB, Stroke hingga Infeksi Menular karena Air
    In IPTEK
    Jumat, 16 Mei 2025
  • Warga Rempang berkumpul, berpantun, berorasi dan bersalawat untuk menolak relokasi. Foto Istimewa.Rekomendasi Pakar Sosioagraria, Kebijakan PSN Pulau Rempang Harus Dievaluasi Total
    In Lingkungan
    Jumat, 16 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media