Sabtu, 25 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Cedera Akut dalam Pendakian Tak Sembarang Pijat dan Urut

Memijat atau pun mengurut pada bagian yang cedera bukan langkah tepat, justru cedera makin parah. Lalu apa yang mesti dilakukan?

Senin, 27 Maret 2023
A A
Ilustrasi memanjat dalam pendakian. Foto Simon/pixabay.com.

Ilustrasi memanjat dalam pendakian. Foto Simon/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Kemudian boulder climbing yang tidak menggunakan pengaman. Dengan rute pendek dan dinding miring sampai 90 derajat. Batas waktunya 5 menit dan mendapat kategori finish apabila dua tangan mencapai titik.

Baca Juga: Harto Memilih Urung Mendaki Hingga Puncak Elbrus, Ini Alasannya

Risiko Cedera dan Penanganan
Bagian tubuh yang paling sering cedera pada atlet panjat tebing adalah upper body. Dengan urutan mulai jari, tangan, bahu, pergelangan tangan, punggung bawah, lutut, dan siku. Untuk proses dari cedera olahraga sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu cedera akut dan cedera kronik.

Di Indonesia, cedera yang paling sering muncul pada atlet panjat tebing adalah cedera kronik karena latihan berat, kurang tepatnya strategi pemulihan yang tepat, dan terjadi secara berulang pada waktu yang lama. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi cedera akut juga.

Baca Juga: Ancaman Bencana Hidrometeorologi, Gempadewa: Hentikan Tambang

Dalam penanganan cedera akut akan ada penerapan RICE, yaitu Rest, Ice, Compress, dan Elevate. Penanganan tersebut tidak efektif selama kurang dari 15 menit dengan penekanan di area yang cedera dan harus secara berulang selama 3 sampai 4 jam. Manfaatnya adalah mengurangi nyeri dan merelaksasikan otot.

“Yang paling penting, jangan melakukan pijat atau urut. Saya juga bekerja sama dengan fisioterapis. Mereka tahu area-area mana saja yang harus mendapat pijat dan tidak,” papar Sophia.

Sedangkan untuk penanganan cedera kronis terdapat pada terapi dan pemberian obat-obatan sesuai dengan keluhan atlet. [WLC02]

Sumber: Universitas Airlangga

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: cabang olahragacedera akutIndonesia Mountain Medicine Summitpanjat tebingpendaki gunung

Editor

Next Post
Ilustrasi ular berbisa. Foto winterseitler/pixabay.com.

Yang Dilakukan Ketika Digigit Ular di Alam Bebas

Discussion about this post

TERKINI

  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
  • Dosen Departemen Geografi Lingkungan UGM, Dr. Emilya Nurjani. Foto kagama.co.Emilya Nurjani, Sampaikanlah Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dengan Bahasa Mudah Dipahami
    In Sosok
    Jumat, 24 Oktober 2025
  • Ilustrasi kearifan lokal masyarakat adat Kasepuhan Girijaya di Sukabumi, Jawa Barat. Foto Dok. IPB University.Belajar dari Kearifan Lokal Kasepuhan Girijaya dan Tahura Atasi Perubahan Iklim
    In Rehat
    Kamis, 23 Oktober 2025
  • Ilustrasi Walhi tolak PLTGU Batang. Foto Dok. Walhi.Walhi Tolak Proyek PLTGU Batang, Gunakan Gas Fosil Penyebab Emisi Gas Rumah Kaca
    In Lingkungan
    Kamis, 23 Oktober 2025
  • Ilustrasi biwak yang diperjualbelikan di Indonesia. Foto tomas_a_r_81/pixabay.com.Perdagangan Biawak Diperbolehkan, Tapi Jangan Merusak Ekosistem
    In News
    Rabu, 22 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media