Kamis, 28 September 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Yang Dilakukan Ketika Digigit Ular di Alam Bebas

Mengenali perbedaan ular berbisa dan tak berbisa perlu menjadi bekal pengetahuan para pecinta alam. Pengetahuan itu menjadi bekal penanganan ketika digigit ular.

Senin, 27 Maret 2023
A A
Ilustrasi ular berbisa. Foto winterseitler/pixabay.com.

Ilustrasi ular berbisa. Foto winterseitler/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Pengetahuan tentang racun atau toksin diperlukan saat melakukan wisata alam. Mengingat beragam jenis hewan yang berkeliaran bebas ditemui yang tak menutup kemungkinan mempunyai bisa atau racun. Langkah antisipasi apa saja yang perlu dipersiapkan?

Adalah Dokter Spesialis Emergency Medecine (SpEM) Tri Maharani yang memaparkan materi “Peran Ilmu Toksinologi di Wisata Alam Bebas” dalam ajang Indonesia Mountain Medicine Summit (IMMS) 2023 pada 19 Maret 2023.

Maha, demikian panggilan akrabnya, mengaku sejak kecil tertarik tentang alam dan hewan. Setelah menyelesaikan studi spesialisnya, ia mencoba melihat apa masalah di Indonesia yang belum terselesaikan.

Baca Juga: Cedera Akut dalam Pendakian Tak Sembarang Pijat dan Urut

“Yaitu gigitan hewan berbisa. Salah satu yang biasa ditemui adalah ular,” kata Maha.

Menurut data yang dikumpulkan Maha, insiden gigitan ular di Indonesia mencapai angka 135 ribu pada 2021 dengan jumlah kematian sebesar 10 persen.

“Tugas kami adalah mengetahui efek venom (bisa atau racun ular). Kelemahan tenaga medis adalah tidak tahu identifikasi ular yang kadang dipikir berbisa, ternyata tidak,” ungkap Maha.

Baca Juga: Dokter Pendaki Serukan Kesadaran Publik Soal Keselamatan Pendakian

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: alam bebasgigtan ularilmu toksinologiimobilisasiular berbisaular tidak berbisa

Editor

Next Post
Ilustrasi badai gunung. Foto Simon/pixabay.com.

Penyakit Ketinggian Saat Naik Gunung, Cegah dengan Persiapan

Discussion about this post

TERKINI

  • Guru Besar Ilmu Ekologi Manajemen Satwa Liar IPB UNiversity, Prof. Burhanuddin Masy’ud. Foto ipb.ac.id.Burhanuddin Masy’ud: Konservasi Eksitu Bisa Ubah Satwa Dilindungi Jadi Tak Dilindungi
    In Sosok
    Selasa, 26 September 2023
  • Rapat terbatas Presiden Jokowi membahas masalah Rempang. Foto Dok. BPMI Setpres.Pemerintah Hanya Menggeser Rumah, Walhi: Warga Rempang Jangan Terhasut
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Peta Pulau Rempang. Foto ugm.ac.id.Diskusi UGM, Ini Alasan Pemerintah Ngotot Bangun PSN Rempang
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Prof. Bambang Suhartanto. Foto ugm.ac.id.Bambang Suhartanto: Beternak Sapi di Bawah Tegakan Perkebunan Sawit
    In Sosok
    Senin, 25 September 2023
  • Tim penjelajah biodiversity BKSDA Kalimantan Tengah. Foto ppid.menlhk.go.id.Jelajah 10 Hari di Kalteng Temukan Potensi 16 Spesies Baru
    In News
    Senin, 25 September 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media