Sabtu, 26 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Corie Indria Prasasti: Solusi Polusi Udara Harus Ramah Lingkungan

Tak hanya kesehatan manusia yang terdampak polusi udara. Polutan di udara itu pun berkontribusi terhadap terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global.

Selasa, 15 Agustus 2023
A A
Dosen Kesehatan Lingkungan Unair, Corie Indria Prasasti SKM MKes. Foto unair.ac.id.

Dosen Kesehatan Lingkungan Unair, Corie Indria Prasasti SKM MKes. Foto unair.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Polusi udara di Indonesia menjadi persoalan yang tak kunjung selesai. Melansir situs pemantau kualitas udara IQAir pada 11 Agustus 2023, Tangerang Selatan menjadi kota dengan kualitas terburuk di Indonesia dengan indeks kualitas udara mencapai 166. Kemudian, disusul Bandung, Serang, dan Surabaya.

Dosen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Corie Indria Prasasti SKM MKes, udara bersih memainkan peran kunci dalam menjaga kesehatan serta kesejahteraan manusia dan lingkungannya. Udara bersih berkontribusi pada kualitas hidup yang lebih baik. Dengan menghirup udara bersih, manusia akan terhindar dan terlindungi dari berbagai penyakit.

Bagi kesehatan, udara bersih mengurangi risiko gangguan pernapasan dan penyakit seperti alergi pernapasan, asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Juga membantu melindungi kesehatan jantung. Mengingat, polutan udara dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh, memperburuk penyakit jantung, dan meningkatkan risiko serangan jantung.

Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Tak Sehat, Jokowi Ganti Solusi Work from Home

Tak hanya itu, Corie menambahkan ketersediaan udara bersih juga penting bagi tumbuh kembang anak. Terlebih lagi, anak-anak dan bayi rentan terhadap efek buruk polusi udara karena sistem pernapasan dan pertumbuhan mereka masih berkembang.

Dampak Polusi Udara
Corie mengungkapkan buruknya kondisi udara berdampak pada kesehatan manusia maupun lingkungan. Bagi kesehatan manusia, pajanan udara buruk yang mengandung polutan seperti partikel halus (PM 2.5), ozon, NO2, Hidrokarbon, CO2 dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata dan tenggorokan, serta memperburuk alergi pernapasan, asma, dan penyakit jantung.

Bagi lingkungan, kualitas udara yang buruk berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim. Udara buruk juga dapat merusak tanaman dan mengganggu kelangsungan hidup hewan, memicu proses erosi dan degradasi, menyebabkan penurunan kualitas air dan tanah yang berdampak negatif pada ekosistem perairan.

Baca Juga: Gempa Sigi Bersifat Merusak, BNPB Serahkan DSP Rp250 Juta dan Logistik

Lantas bagaimana hidup di tengah lingkungan yang penuh polutan? Langkah penting yang harus dilakukan adalah memantau kualitas udara di lingkungan sekitar. Jika terpaksa melakukan aktivitas di luar saat kualitas udara buruk, maka menggunakan masker adalah suatu kewajiban.

“Wajib pakai masker yang dirancang khusus untuk melindungi pernapasan dari partikel halus,” jelas Corie.

Ia juga mengimbau tetap menjaga kebersihan udara dalam rumah, menggunakan pembersih udara dalam ruangan, mengonsumsi air yang cukup, mengonsumsi makanan mengandung antioksidan, mengurangi paparan asap rokok, serta menghindari lokasi dengan polusi udara tinggi. Semua upaya tersebut untuk mengurangi pajanan polutan yang masuk ke dalam tubuh dan meningkatkan imunitas tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.

Baca Juga: Sampah Sudah Ada Mulai Tahap Produksi, Distribusi hingga Konsumsi Produk

Solusi Ramah Lingkungan
Sementara masyarakat maupun pemerintah memiliki peran vital untuk memastikan lingkungan bebas polusi udara. Salah satu fondasi utama untuk menjaga kualitas udara tetap normal adalah pemilihan sarana transportasi. Masyarakat perlu beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum, bersepeda, atau berjalan kaki. Tujuannya adalah untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan pribadi.

Jika terpaksa menggunakan kendaraan pribadi, maka masyarakat memastikan untuk menjaga kondisi kendaraan optimal.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Corie Indria Prasastiemisi gas buangenergi terbarukanFKM Unairpemanasan globalperubahan iklimpolusi udara perkotaanRamah lingkungan

Editor

Next Post
Pusat gempa Ende magnitudo 5,8 pada Selasa, 15 Agustus 2023. Foto tangkap layar Google Earth berdasarkan koordinat BMKG.

Gempa Ende Magnitudo 5,8 Dipicu Deformasi Batuan

Discussion about this post

TERKINI

  • Mahkamah Konstitusi menolak pengajuan uji formil UU KSDAHE, 17 Juli 2025. Foto Dok. AMAN.MK Tolak Uji Formil UU KSDAHE, Dissenting Opinion Dua Hakim Sebut Ada Pelanggaran
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Riau, 23 Juli 2025. Foto Dok. BMKG.Juli Puncak Kemarau di Riau, Potensi Karhutla Meningkat hingga Awal Agustus
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Ilustrasi gajah di kawasan DAS Peusangan, Aceh. Foto WWF Indonesia.Lahan Konservasi Gajah dari Prabowo, Pakar Ingatkan Kepastian Status Lahan dan Kesesuaian Habitat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Komisi XIII menerima audiensi LEM UII Yogyakarta terkait RUU Masyarakat Adat di Gedung DPR, 21 Juli 2025. Foto Runi-Andri/Parlementaria.Lebih Dua Dekade, Baleg dan Komisi XIII DPR Janji Sahkan RUU Masyarakat Adat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Peresmian Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya di Jakarta, 21 Juli 2025. Foto BMKG.Fondasi Gedung Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya Sedalam 30 Meter
    In IPTEK
    Rabu, 23 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media