Kamis, 28 September 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Sampah Sudah Ada Mulai Tahap Produksi, Distribusi hingga Konsumsi Produk

Sabtu, 12 Agustus 2023
A A
Suasana salah satu tempat pembuangan sampah sementara di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Forpi Kota Yogyakarta

Suasana salah satu tempat pembuangan sampah sementara di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Forpi Kota Yogyakarta

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul, Yogyakarta sejak 23 Juli 2023 menyebabkan kondisi sampah yang tidak terkendali. Penutupan dilakukan karena kapasitas penampungan sampah di lahan TPA Piyungan sudah melebihi batas.

Padahal payung hukum pengelolaan sampah telah lama diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Dosen Fisipol UGM, Nur Azizah melihat secara substansi, produk hukum itu telah mengatur cukup lengkap.

Seperti telah ada pengaturan tentang penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan Extended Producer Responsibility. Bahkan TPA yang sebelumnya adalah Tempat Pembuangan Akhir telah diubah menjadi Tempat Pemrosesan Akhir. Artinya, TPA bukan tempat untuk menimbun sampah, melainkan untuk mengolah sampah.

Baca Juga: Aktivis Lingkungan Desak Pemda DIY Buat Regulasi Larangan Plastik Sekali Pakai

“Kalau kita lihat dari undang-undang, isinya itu canggih sekali. Jadi secara ide, undang-undang itu sudah mengadopsi bahwa yang masuk ke TPA itu adalah residu saja,” tutur Nur dalam serial diskusi berjudul “Piyungan Penuh, Masyarakat Gaduh” yang digelar bersama Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM, 8 Agustus 2023.

Sayangnya, implementasi dari regulasi tersebut masih sangat kurang. Regulasi tersebut juga menyebutkan target untuk mengubah TPA di seluruh Indonesia menjadi berbasis sanitary landfill dalam kurun waktu lima tahun. Padahal dalam praktiknya, mayoritas TPA hanya digunakan sebagai lokasi penumpukan sampah saja, bukan pengelolaan sampah. Bahkan instrumen pengawasan dan evaluasi juga belum ada. Kondisi ini menyebabkan gunungan sampah di TPA tidak pernah dikelola dengan baik hingga 2021.

“Kenapa setelah penuh, setelah ditutup baru gaduh? Memangnya selama ini kita tidak punya masalah sampah? Sekarang kita bisa melihat ya, yang selama ini kita kira sudah dikelola, ternyata belum,” tanya Nur.

Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Memburuk, Presiden Dituntut Bertanggung Jawab

Menurut dia, salah satu faktor penyebabnya adalah kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah masih sangat minim. Bahkan penutupan TPA Piyungan membuat penumpukan sampah di pemukiman.

“Penutupan ini kan, bukan pertama kalinya. Tapi terus berulang dan belum memiliki solusi yang tepat,” tambah Nur.

Selain dari segi regulasi, masyarakat juga memiliki peran penting dalam proses pengelolaan sampah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran tersebut adalah edukasi melalui sektor pendidikan. Upaya tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2021 oleh Dosen Fisipol UGM Suci Lestari Yuana dengan membuka sekolah economy circular.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: ekonomi sirkularproses 3Rsanitary landfillTPA Piyungan

Editor

Next Post
BNPB salurkan bantuan pasca gempa Sigi di Sulawesi Tengah. Foto bnpb.go.id.

Gempa Sigi Bersifat Merusak, BNPB Serahkan DSP Rp250 Juta dan Logistik

Discussion about this post

TERKINI

  • Guru Besar Ilmu Ekologi Manajemen Satwa Liar IPB UNiversity, Prof. Burhanuddin Masy’ud. Foto ipb.ac.id.Burhanuddin Masy’ud: Konservasi Eksitu Bisa Ubah Satwa Dilindungi Jadi Tak Dilindungi
    In Sosok
    Selasa, 26 September 2023
  • Rapat terbatas Presiden Jokowi membahas masalah Rempang. Foto Dok. BPMI Setpres.Pemerintah Hanya Menggeser Rumah, Walhi: Warga Rempang Jangan Terhasut
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Peta Pulau Rempang. Foto ugm.ac.id.Diskusi UGM, Ini Alasan Pemerintah Ngotot Bangun PSN Rempang
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Prof. Bambang Suhartanto. Foto ugm.ac.id.Bambang Suhartanto: Beternak Sapi di Bawah Tegakan Perkebunan Sawit
    In Sosok
    Senin, 25 September 2023
  • Tim penjelajah biodiversity BKSDA Kalimantan Tengah. Foto ppid.menlhk.go.id.Jelajah 10 Hari di Kalteng Temukan Potensi 16 Spesies Baru
    In News
    Senin, 25 September 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media