Wanaloka.com – Jenis anggrek-anggrek yang diminati masyarakat ternyata minim ditemui di pasar Indonesia. Anggrek-anggrek tersebut harus didatangkan dari Thailand (61,66 persen) dan Taiwan (35,28 persen). Seperti Thailand merupakan produsen dan eksportir utama untuk Dendrobium dan Vanda, sedangkan Taiwan produsen dan eksportir utama untuk Phalaenopsis.
“Impor tinggi di Indonesia menunjukkan peluang pasar anggrek dalam negeri cukup tinggi dan belum dapat dipenuhi produsen dalam negeri. Peningkatan produksi bibit anggrek dalam negeri dengan jenis yang memenuhi selera pasar masih perlu ditingkatkan,” ujar Pakar Anggrek IPB University, Prof. Dewi Sukma dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University secara daring pada 27 Juli 2023.
Dewi memaparkan materi “Bioteknologi Seluler dan Molekuler untuk Mendukung Pemuliaan dan Penyediaan Bibit Anggrek Phalaenopsis”. Pendekatan bioteknologi diyakini sangat diperlukan dalam mendukung pemuliaan anggrek.
Baca Juga: Alami Kekerasan Digital Akibat Isu Keadilan Lingkungan, Media Floresa Terima Udin Award
Ia pun melakukan penelitian untuk mengembangkan anggrek-anggrek tersebut. Salah satunya melakukan persilangan anggrek Phalaenopsis, salah satu jenis yang diminati para pecinta anggrek. Beberapa genotipe hasil persilangan tersebut telah didaftarkan dengan nama Phalaenopsis (Phal) Venera IPB, Phal Mentari IPB, Phal Kirana IPB dan Phal Humaira IPB.
Turunan anggrek yang dihasilkan itu memiliki karakter novelty dan beraroma wangi. Namun persilangan dengan spesies tidak dapat menghasilkan bunga yang besar sebagaimana yang menjadi favorit di pasar anggrek. Turunan hibrida antarspesies atau persilangan hibrida dengan spesies yang masih berbunga kecil tersebut perlu ditingkatkan ukurannya melalui pendekatan bioteknologi in vitro.
Tidak hanya itu, penelitian anggrek dengan persilangan antar hibrida berbunga besar juga dilakukan untuk mendapatkan turunan yang berbunga besar. Salah satu persilangan yang dilakukan adalah antara Phal ‘Timothy Christopher’ dengan Phal ‘Leopard Prince’. Salah satu genotipe turunan persilangan tersebut telah didaftarkan dengan nama Phal ‘Safira IPB”.
Baca Juga: Robot Bawah Laut IPB Pantau Tutupan Teritip
Perbanyakan anggrek dari penyemaian benih hingga pembesaran bibit membutuhkan laboratorium kultur jaringan in vitro. Perkecambahan biji anggrek di alam membutuhkan bantuan mikroba simbiotik.
Discussion about this post