Kamis, 19 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Dewi Sukma: Persilangan Solusi Pemenuhan Pasar Anggrek Indonesia

Tanaman anggrek cenderung berharga mahal. Kebanyakan yang diminati pasar anggrek Indonesia berasal dari luar negeri. Pemuliaan anggrek jadi solusi.

Selasa, 8 Agustus 2023
A A
Guru Besar Pertanian IPB University, Prof. Dewi Sukma. Foto orasi.ipb.ac.id.

Guru Besar Pertanian IPB University, Prof. Dewi Sukma. Foto orasi.ipb.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

“Media kultur jaringan in vitro di laboratorium dapat menggantikan peran mikroba simbiotik. Bahkan meningkatkan keberhasilan perkecambahan,” terang dia.

Optimasi media perkecambahan benih di laboratorium untuk Phalaenopsis sudah dilakukan, sehingga dapat mendorong perkecambahan dan pertumbuhan bibit menjadi lebih baik untuk menghasilkan bibit bermutu. Berbagai pendekatan lain melalui bioteknologi tanaman dapat dilakukan untuk mendukung pengembangan anggrek.

Baca Juga: Benito Heru: Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Lewat Pertanian Organik

Dalam proses tersebut, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan anggrek di Indonesia. Pertama, keterbatasan jumlah pemulia untuk pengembangan varietas baru. Kedua, massalisasi produk yang lambat untuk menempatkan anggrek-anggrek yang dihasilkan dalam memenuhi kebutuhan pasar.

Ketiga, ketergantungan pada sarana pendukung produksi yang masih harus diimpor. Keempat, perlu investasi besar dalam usaha agribisnis anggrek.

Baca Juga: Ini Cara Mahasiswa Unair Sulap Sampah Plastik Jadi Material Bangunan

“Anggrek juga membutuhkan waktu yang lama sekitar 6-7 tahun untuk menghasilkan varietas baru,” ungkap dia.

Menurut Dewi, butuh passion, ketekunan, modal, kesabaran, konsistensi dan endurance untuk mengembangkannya. Dukungan bersama berbagai pihak untuk mendorong pengembangan anggrek Indonesia sangat dibutuhkan, demikian harapan Dewi. [WLC02]

Sumber: IPB University

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: anggrek Dendrobiumanggrek Phalaenopsisanggrek VandaIPB Universitypasar anggrek Indonesiapersilangan anggrekProf. Dewi Sukma

Editor

Next Post
Pohon Binuang (octomeles sumatrana). Foto Dok Wanaloka.com.

68 Ribu Hektare Hutan di Gunung Mas Kalteng Ditetapkan Kawasan Hutan Adat

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media