Sedangkan hepatitis B dan C cenderung lebih berat dan bisa lanjut menjadi kronis. Pada beberapa kasus bisa meningkat menjadi sirosis berupa kerusakan organ hati yang kemudian memicu kanker. Namun penderita hepatitis B dan C bisa sembuh melalui pengobatan yang terus berkembang.
Sementara hepatitis D dan E sering menempel (koinsiden) pada hepatitis A, B, dan C. Dua jenis hepatitis ini jarang dilakukan pemeriksaan.
Baca Juga: Hepatitis Akut Serang Saluran Cerna dan Pernafasan, Pakar: Terapkan Prokes 5M
Dari lima tipe hepatitis, baru hepatitis A dan B yang sudah memiliki vaksin. Bahkan, vaksinasi hepatitis B sudah masuk program imunisasi nasional, sehingga bisa diperoleh di tingkat layanan kesehatan primer secara gratis. Meskipun belum diketahui apakah dua jenis vaksin tersebut bisa mencegah penularan hepatitis misterius, Dwi menyatakan vaksinasi hepatitis tetap wajib dilakukan.
Upaya pencegahan lain menurut Dwi adalah menerapkan pola hidup higienis dan menjaga kebersihan tubuh, terutama kebersihan tangan. Sebab salah satunya ditularkan melalui pola hidup yang tidak sehat.
Kebiasaan masyarakat yang menjaga kebersihan dari penularan Covid-19, dinilai Dwi dapat memperkuat kewaspadaan masyarakat dalam menghindarkan diri dari penularan hepatitis misterius.
“Jadi higienis itu nomer satu,” kata Dwi.
Apabila terindikasi tertular segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan. Ciri umum yang mudah terlihat dari hepatitis adalah mata dan kulit yang menguning, warna urine kuning pekat, hingga memiliki gejala demam, mual, dan muntah.
“Segera lapor ke puskesmas. Sekarang tenaga kesehatan sudah diberikan pedoman dan penanganannya, mulai dari petugas kesehatan di tingkat primer. Kalau di luar kompetensinya, pasien akan dirujuk secara berjenjang,” papar Dwi. [WLC02]
Sumber: https://www.unpad.ac.id/2022/05/pakar-unpad-cegah-hepatitis-misterius-pola-hidup-sehat-diutamakan/







Discussion about this post