Wanaloka.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang juga sebagai Permanent Representatif Indonesia untuk Organisasi Meteorologi Dunia, Dwikorita Karnawati menyebut sistem peringatan dini harus ditanamkan dengan cara dan pengetahuan yang mudah dimengerti, juga relevan atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Keberhasilan sistem peringatan dini bencana dapat terwujud, jika kesenjangan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam bertindak merespons cepat dan tepat terhadap peringatan tersebut semakin kecil,” kata Dwikorita dalam diskusi panel bertema “Early Warning, Early Action” di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Kota New York, Amerika Serikat.
Sejumlah tokoh dunia menjadi pembicara diskusi tersebut, yaitu Sekretaris Jenderal World Meteorological Organization (WMO), Prof. Petteri Taalas; Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR), Mami Mizutori, dan Chief Sustainability Officer Google, Kate Brandt. Diskusi tersebut merupakan bagian dari Agenda Pertemuan Puncak Iklim – (Climate Summit) yang diselenggarakan secara pararel dengan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (UN General Assembly).
Baca Juga: Gempa 6,6 Magnitudo Laut Banda Maluku, Ini Analisis BMKG
“Sistem peringatan dini bukan sebatas penyebaran informasi atau sirine dengan suara yang keras,” kata Dwikorita.
Melainkan sebuah sistem peringatan dini yang efektif dan handal yang harus didukung pemahaman masyarakat akan risiko bencana yang dihadapi serta cara penyelamatan diri secara mandiri, cepat dan tepat. Juga dilengkapi sistem deteksi dini berdasarkan monitoring secara sistematis, berkelanjutan dan prediksi akurat terhadap perkembangan fenomena bahaya oleh lembaga yang berwenang. Serta diperkuat sistem komunikasi dan diseminasi informasi peringatan yang juga dituntut secara cepat, tepat dan akurat, dan upaya berkelanjutan untuk menguatkan kapasitas masyarakat dalam merespon peringatan tersebut secara cepat dan tepat.
“Pekerjaan rumah terbesar Indonesia dan banyak negara adalah memastikan masyarakat dan seluruh pihak paham dan mengerti bahaya apa yang mengancam mereka. Selanjutnya mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk penyelamatan diri, apabila sewaktu-waktu terjadi bencana,” imbuh dia.
Discussion about this post